"Ti... Tidak, sayang," Nita terbata-bata, wajahnya langsung memerah padam. Ia kini mengerti kenapa napas Tian memburu.Tian terkekeh, suara tawanya terdengar dalam, ia mengecup puncak kepala sang kekasih. "Aku tahu kamu lapar, my love. Jadi, pilih sayang, kamu makan atau aku yang memakanmu?"Nita menarik badannya, rasa malunya mengalahkan rasa lapar dan hasrat. Dengan cepat ia meraih selimut di ujung ranjang untuk menutup tubuh telanjangnya. "Makan, sayang," jawabnya cepat, memilih opsi paling aman saat ini."Hahaha..." Tian mengacak rambut kekasihnya itu, gemas. Ia mencium kening Nita. "Baiklah, my clever girl. Kamu menang." Tian bangkit dari ranjang. "Kamu bebersih dulu, hmm? Pakai baju yang aku siapkan. Aku tunggu di bawah."Nita mengangguk, lega Tian memberinya waktu. Ia melihat punggung Tian yang telanjang kembali mengenakan kausnya. Nita tersenyum.Nita turun dari ranjang, selimut masih melilit di tubuhnya. Namun, baru saja kakinya menginjak lantai, ia memekik kesakitan, "Aochh.
최신 업데이트 : 2025-10-26 더 보기