"Putri Rania belum pergi dan saat ini masih berada di Istana Krisan Putih," jawab pria itu.Kaisar bergumam, alisnya mengendur, raut wajahnya penuh pemahaman, seolah berkata, ‘Seperti yang sudah kuduga.’Melihatnya tetap diam, pria itu dengan hati-hati bertanya, "Yang Mulia, apakah Anda ingin pergi dan melihatnya?""Nggak perlu, awasi saja dia.""Tapi kami para pelayan hanya bisa mengawasi dari luar. Kalau Ibu Suri menyiksa Selir Lyra secara diam-diam, kami nggak akan bisa melihat dan juga campur tangan.""Walaupun melihatnya, kamu nggak perlu ikut campur. Dia pantas mendapatkannya."Kaisar membayangkan keras kepalanya wanita itu, yang bahkan lebih rela berlutut hingga pingsan daripada meminta bantuannya. Darahnya berdesir, wajahnya dingin, dan dia melambaikan tangannya lalu meemberi perintah, "Keluarlah. Terus awasi. Selama dia nggak mati, itu saja sudah cukup.""Baik."Pria itu keluar, dan saat hendak pergi, dia bertemu Roni yang berjalan mendekat. Tatapan mereka bertemu, dan pria i
Read more