Lyra menambahkan, “Sedangkan hamba tinggal di luar kediaman, setiap hari hidup dalam ketakutan, bergaul pun hanya dengan rakyat biasa, sudah lama terbiasa dengan pasang surutnya sikap manusia, juga dengan perpisahan dan kematian.”“Itu juga benar.” Pangeran Andre menatapnya dengan pandangan yang semakin lembut, namun terselip belas kasihan yang samar, “Dulu hidupmu juga cukup pahit, bukan?”Lyra menjawab, “Memang sedikit pahit, tapi hamba punya ibu dan dua orang teman yang sangat baik. Selama bersama mereka, sesulit apa pun hidup tetap bisa terasa manis.”Tatapan mata Pangeran Andre sedikit bergetar, dia penasaran, “Teman seperti apa yang bisa membuatmu menganggap hidup pahit itu tetap manis?”Lyra menggelengkan kepala, bangkit dan mengakhiri percakapan, “Sudah larut malam. Jika nanti ada kesempatan lain, akan hamba ceritakan pada Pangeran.”Pangeran Andre sedikit kecewa, lalu ikut berdiri, “Kalau begitu, apakah kau masih akan datang lagi?”Lyra tidak menjawab, malah balik bertanya, “A
Read more