“Ya. Dokter Mahendra di sini,” sapanya, nadanya langsung berubah profesional.Fadia segera merapikan pakaiannya, menahan debar di dadanya yang belum sempat reda. Ia membuang wajah, menatap ke luar jendela apartemen, menyembunyikan rasa malu karena telah menginginkan Mahendra.Mahendra mendengarkan serius, hanya menjawab singkat. “Baik. Siapkan ruang operasi. Saya datang sekarang.”Panggilan ditutup. Ia mendekat lagi ke Fadia, tangannya membelai rambut hitam legam wanita itu. Sambil tersenyum tipis, Mahendra menempelkan keningnya di kening Fadia, membuat tubuh wanita itu membeku lagi.“Aku harus pergi,” bisiknya. Sebuah kecupan ringan jatuh di bibir Fadia, singkat, hangat, tapi cukup untuk membuat napas Fadia kembali berantakan.Mahendra merapikan kerah kemejanya, meraih jas yang tergantung di sandaran sofa. Matanya tak lepas menatap Fadia yang masih terpaku.“Aku sepertinya pulang larut malam, karena ini operasi besar," katanya pelan.Fadia tidak menjawab, hanya mengangguk singkat. Su
Last Updated : 2025-07-04 Read more