Vanya masih tertegun, duduk di sofa yang dingin. Seharusnya, ia sudah merayakan kemenangannya, karena pria tak berguna itu sudah tak lagi berada di sisinya. Tapi, ia merasa kalah. Ia merasa dihina. Enzo, pria yang ia anggap tak berharga, kini justru meninggalkannya.Vanya menatap pintu yang tertutup, seolah masih menunggu Enzo kembali."Apa kata pria tadi? Dia menjatuhkan talak kepadaku? Benarkah?" Pada bagian itu, ada sisi hati Vanya yang merasa sangat tidak terima.“Aku Vanya, wanita yang cerdas, cantik, dan punya segalanya. Aku adalah seorang ratu. Seharusnya aku yang berhak memutuskan, bukan dia. Seharusnya aku yang membuangnya, bukan sebaliknya. Tapi, kenapa semua ini terjadi? Kenapa aku yang menjadi pihak yang ditinggalkan?” gumam Vanya angkuh.Ia berdiri, berjalan mondar-mandir. Pikirannya kosong. Ia tak bisa mencerna semua ini. Enzo, pria yang selama ini menjadi ATM berjalannya, pria yang bisa ia peras, ia manfaatkan, kini telah pergi.“Dasar pria tak tahu diri! Berani-beranin
Terakhir Diperbarui : 2025-11-15 Baca selengkapnya