Renald terkejut bukan main. Penolakan yang diberikan Enzy benar-benar di luar prediksinya. Di kepalanya, Enzy masihlah perempuan yang dulu sangat bucin, yang akan berlutut demi cintanya. Ia pikir, Enzy akan menangis haru, memeluknya erat, dan menyambutnya kembali dengan tangan terbuka. Namun, ia salah. Enzy yang sekarang berdiri di depannya bukanlah Enzy yang dulu ia kenal. Ada dinding kaca tak terlihat yang memisahkan mereka. Renald melihat Enzy, tapi Enzy melihat sosok lain, bayangan masa lalu yang pahit."Enzy, kamu benar-benar marah, ya, Sayang? Mas minta maaf! Kemarin, Mas benar-benar hanya khilaf!" kata Renald, suaranya dipenuhi kepanikan. Kata "khilaf" yang ia lontarkan terasa hampa, seperti koin yang dilempar ke sumur kering. Ia mengejar langkah Enzy yang sudah keluar dari ruko, setiap langkahnya terasa berat, menanggung beban penyesalan yang baru muncul.Enzy berjalan cepat, ia mengabaikan Renald yang terus memohon di belakangnya. Di matanya, Renald bukan lagi sosok yang di
Terakhir Diperbarui : 2025-11-21 Baca selengkapnya