Suara pintu kamar dibanting terdengar keras, memantul di dinding koridor. Zea berdiri di ambang pintu, tubuhnya masih sedikit bergetar, tapi ia tahu ia tak bisa mundur.Adrian berdiri di dekat jendela, punggungnya tegap namun penuh ketegangan, sementara Kevin duduk di ujung ranjang dengan handuk menutupi tubuhnya, menatap Zea dengan sorot mata yang sulit dibaca."Adrian, kita bisa bicara baik-baik?" Suara Zea berusaha setenang mungkin, meski napasnya masih berat.Adrian berbalik cepat, tatapannya dingin seperti bilah pisau."Baik-baik?" Ia mendengus. "Kamu pikir apa yang barusan terjadi itu hal kecil, Zea? Anak kecil hampir tenggelam, dan kamu hanya berdiri saja dan menangis?.""Aku tidak hanya berdiri!" Zea mengangkat suaranya, matanya mulai memanas. "Aku mencoba untuk membantunya! Aku ambil kayu, aku dorong ke dia, tapi—""Tapi kamu nggak langsung nyelametin dia!" potong Adrian, suaranya meninggi. "Dan sekarang, Kevin bilang kamu mendorong dia."Zea menatap Kevin. "Kevin... kenapa k
Last Updated : 2025-08-15 Read more