Langit sore itu tampak kelabu, awan menutup sinar matahari yang biasanya menyapa hangat. Zea duduk di ujung ranjang, wajahnya pucat pasi, satu tangannya memegangi perut yang terasa melilit.Napasnya berat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Ia meraih ponsel di nakas dan menekan nomor Adrian.Nada sambung terdengar… sekali, dua kali… hingga lima kali. Tidak ada jawaban.Zea mengerang pelan. “Ayo, Adrian… angkat…,” gumamnya, berharap suaminya mengangkat telepon.Namun, sampai nada sambung berhenti, tidak ada suara di seberang. Ia menunduk lemas, lalu memutuskan untuk berdiri, meraih tas dan berjalan keluar dari kamar. "Tiara, tolong... perutku sakit." Zea memegang pergelangan tangannya Tiara.Tetapi wanita itu dengan cepat menepisnya. "Aku bantu kamu. Sebagai balasannya, keluar kamu dari rumah ini!" tegasnya.Zea menatap wajah Tiara. "Dasar, wanita gila!"Zea segera keluar dan melangkah ke gerbang untuk memanggil taksi online.Taksi mengantarkannya ke rumah sakit. "Pak, tolong cepat
Last Updated : 2025-08-12 Read more