Cahaya matahari menyusup malu-malu lewat sela tirai ICU, menyentuh wajah pucat Adrian yang mulai menunjukkan sedikit rona. Jemarinya kembali bergerak, kali ini lebih jelas. Kelopak matanya bergetar pelan. Dokter dan perawat yang sedang berjaga saling berpandangan. “Tuan Adrian?” panggil salah satu dari mereka, pelan. Kelopak itu akhirnya terbuka, perlahan. Pandangan kosong menatap langit-langit putih yang asing. Nafas Adrian tertahan sejenak, dadanya naik turun tak stabil. “Dia sadar!” seru perawat, buru-buru menekan tombol darurat. Dalam hitungan detik, beberapa dokter masuk ke ruangan. Adrian mengerjap, mencoba mengenali wajah-wajah di sekitarnya, tapi semua tampak buram dan jauh. “D… di mana aku?” Di tempat yang berbeda, Zea sedang tertidur dengan kepala bersandar di meja ruang tunggu ICU, tubuhnya terbungkus jaket tipis milik salah satu perawat yang iba. Suara langkah tergesa membangunkannya. “Nona Zea,” sapa perawat yang tadi pagi bergantian shift, senyumnya lebar. “Tuan Ad
Last Updated : 2025-07-30 Read more