Malam itu, lampu kristal di ruang makan utama memancarkan cahaya hangat, memantulkan kilau di atas piring porselen dan gelas kristal. Aroma tumisan sayur asin, ayam panggang, dan sup labu tersebar, menciptakan suasana intim namun tegang karena sejak pagi, atmosfer antara Zea dan Adrian masih sarat kata-kata yang belum terucap. “Silakan, Zea,” suara Ibu mendorong piring ayam panggang ke arah putrinya. Rambut pirang Zea tertata rapi, gaun malamnya sederhana namun anggun. “Coba rasa, ini resep baru dari koki.” Zea tersenyum, mengambil sepotong ayam. “Terima kasih, Bu. Ini harum sekali.” Adrian mengangkat sudut bibirnya, menatap Zea sekilas dari balik piringnya. Ayahnya sudah selesai mengambil sayur, kini menatap kedua anak menantunya, berharap percakapan hangat menyelimuti meja. Tiba-tiba ponsel Zea bergetar di kantong gaunnya. Ia meminta izin dengan mata menunduk. “Permisi sebentar…” Lalu berlalu keluar ruang makan, menuju beranda kecil di samping. Lampu taman di luar memantul di k
Last Updated : 2025-07-19 Read more