Setelah suasana kembali reda, semua keluarga sepakat untuk pulang lebih awal. Yudistira, yang sudah tampak lebih segar, bersikeras ingin pulang ke rumahnya sendiri.“Jangan khawatir, Kakek gak apa-apa. Udah cukup istirahat di sini. Nanti malah ganggu kalian berdua kalau nginep,” ucapnya pelan sambil mengenakan jas tipisnya.Indri mencoba menahan, “Ayah, biar nginep aja malam ini. Biar aman. Nanti aku telpon papah Reza buat nemenin ayah”Namun Yudhistira hanya tersenyum lembut. “Justru aku tenang kalau pulang. Rumah itu lebih menenangkan buat orang tua.”Akhirnya, Reza mengambil kunci mobilnya.“Aku anter, Kek. Gak bisa nyetir sendiri malam-malam gini,” katanya mantap.Yudistira tak menolak, hanya menepuk bahu cucunya. “Kamu ini cucu yang keras kepala tapi baik hati.”Sementara itu, Lia dan Indri bersiap juga.Mereka membereskan tas kecil, membungkus sisa kue dan lauk, lalu berpamitan pada Ziva.“Ziv, istirahat ya, jangan kebanyakan berdiri,” pesan Mama Lia.“Iya, Ma. Terima kasih uda
Last Updated : 2025-12-07 Read more