Senin pagi datang tanpa ampun. Matahari belum tinggi, tapi Ziva sudah sibuk mencari antingnya yang hilang entah di mana, sementara Reza santai menyeruput kopi di sofa.“Ziv, bangun dulu deh, kamu belum sarapan.”Suara Reza terdengar dari dapur — lembut tapi tegas.Ziva hanya menggumam, “Nanti aja. Aku belum siap ketemu dunia.”Reza terkekeh pelan, lalu berjalan masuk dengan membawa nampan berisi roti panggang, telur mata sapi, dan segelas jus jeruk.“Dunia boleh kamu tunda, tapi sarapan jangan. Kamu tuh bisa lupa makan kalo udah sibuk.”Hening beberapa saat.“Reza! Kamu lihat anting aku yang warna silver nggak?” suara Ziva terdengar dari kamar, sedikit panik.Reza mengangkat alis, lalu menjawab santai, “Yang bentuknya kayak tetesan air itu? Tadi aku liat di meja rias, deket hairdryer.”Ziva keluar dengan wajah lega, tapi tetap manyun. “Harusnya kamu simpen, bukan cuma liat.”“Lho, aku kan bukan asisten pribadi kamu,” sahut Reza, tertawa.“Ya udah, mulai besok aku cari asisten baru aja
Last Updated : 2025-10-22 Read more