Daniel akhirnya berhasil meraih tangan Elena sebelum pintu lift tertutup. Daniel terengah, menahan pergelangan tangan Elena, “Elena, tolong dengarkan dulu! Aku tidak—” Elena menarik tangannya cepat, matanya tajam, “Lepas, Daniel! Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri! Kamu mau ngelak?” Tanpa memberi kesempatan lagi, Elena masuk ke lift lain yang baru terbuka. Daniel hampir mengejar, tapi pintu keburu tertutup. Sesampainya di lobi gedung, Elena melangkah cepat keluar, menyeret koper kecilnya. Tangannya bergetar saat membuka aplikasi pemesanan taksi online. Air matanya terus jatuh, tapi ia tetap menegakkan kepala, berusaha terlihat kuat. Tak lama kemudian, sebuah taksi berhenti di depan. Elena masuk dengan tergesa."Mau ke mana, Bu?” Elena suara pelan, menahan tangis, "Hotel… hotel terdekat" Baru saja taksi itu mulai berjalan, Daniel muncul dari pintu gedung apartemen, berlari ke arah jalan. Ia sempat menghampiri kaca jendela taksi dan mengetuknya keras, wajahnya penuh pa
Last Updated : 2025-09-14 Read more