Pintu kamar terbuka. Elena keluar dengan wajah tenang, ponsel sudah diletakkan di atas meja. Ia berjalan ke arah kulkas, mengambil botol minum lalu meneguknya pelan. Daniel yang sejak tadi duduk di sofa, menatap Elena tanpa berkedip. Rasa cemburu yang ia tahan meletup begitu saja. “Elena…” panggilnya pelan. Elena menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada botol minumnya. “Apa?” jawabnya singkat, pura-pura cuek. Daniel berdiri, melangkah mendekat. “Kamu sengaja, ya? Telepon sepanjang jalan, sampai di kamar juga pakek ketawa-ketawa. Kayak aku nggak ada?” Elena terdiam, tidak menjawab. Ia hanya membuka kulkas lagi untuk mengembalikan botol minumnya, berusaha terlihat santai. Tanpa peringatan, Daniel mendorong pelan tubuh Elena hingga punggungnya menyentuh dinginnya pintu kulkas. Wajahnya mendekat, hanya beberapa senti dari wajah Elena. “Sengaja atau nggak, aku nggak peduli. Tapi aku serius, aku nggak sabar nunggu sampai hari itu datang… supaya kamu nggak bisa dekat sama siap
Last Updated : 2025-09-11 Read more