POV Tama“Tadi kamu menemui wanita itu lagi kan?”Baru saja aku masuk ke rumah, suara Raya langsung menyambar seperti peluru. Pertanyaan itu membuatku kesal, padahal aku baru saja melewati hari yang melelahkan. Wanita yang kunikahi secara siri itu berdiri di ruang tamu dengan kedua tangan terlipat di dada. Tatapannya tajam, menusuk, seolah ingin menelanjangiku habis-habisan.“Iya, aku akan terus membujuknya agar mau mencabut laporannya,” balasku asal, berusaha terdengar tenang meski sebenarnya hatiku jengah.Aku melangkah melewatinya, tak lupa mengecup sekilas pucuk kepalanya. Harapanku sederhana, semoga saja Raya luluh, hingga tidak ada drama berlebihan malam ini. Rasanya aku benar-benar lelah. Tubuhku butuh rebah di kasur, bukan perdebatan panjang.“Aku nggak suka kamu sering-sering menemuinya, Mas!” Suaranya meninggi. “Aku jadi curiga. Kamu menemuinya bukan demi Mama, tapi karena kamu memang masih menginginkannya.”Aku menghentikan langkah. Nafasku kutahan sesaat. Mau tidak mau aku
Last Updated : 2025-08-21 Read more