Share

Bab 26

Author: Puspita
last update Last Updated: 2025-08-22 20:25:11

[Iya. Siapa laki-laki itu!]

[Kalau sampai dia bukan keluargamu. Kamu harus pergi dari sini!]

[Iya! Kamu dan semua keluargamu harus pergi dari sini!]

Beberapa pesan silih berganti masuk.

[Nanti aku akan bawa lelaki itu ke balai desa] balasku.

Beberapa stiker mulai bermunculan. Dari stiker yang menjatuhkan, mengejek sampai stiker orang tertawa ngakak.

[Berani juga nyalimu anak muda!]

[Memangnya lakinya bakalan mau?]

Aku tak lagi membalas. Segera menscreenshot foto-foto yang ada di grup. Aku ingin mencetaknya sebagai barang bukti. Hampir saja aku bertabrakan dengan Bariq ketika keluar dari kamar. Aku mundur sambil terpekik setelah ponsel yang kupegang hampir jatuh. Begitu juga dengannya. "Ada apa sih, Mbak?"

"Ini." Aku menunjukkan foto yang terpampang di layar ponsel padanya.

"Apa ini? Ini kayak semalam."

"Ika mengirim foto itu ke grup paguyuban warga. Fotomu ditutup stiker dan bilang kalau aku memasukkan laki-laki ke rumah."

Bariq terlihat serius menatap ponselku. Bertepatan dengan ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 28

    Aku mengangkat kedua tanganku sebatas dada. Sebagai bentuk rasa heran pada pertanyaannya. "Ya harus ada permintaan maaf lah? Mbak Ika sudah menyebar fitnah loh itu.""Kan cuma salah paham, Mbak. Kan Mbak Ika sudah bilang kalau yang dilakukannya itu demi keamanan warga," sahutnya. Melihat sikapnya seperti itu, sepertinya dia memang memihak pada Ika.Bahuku lunglai. Aku menarik napas panjang, kemudian mengeluarkannya secara kasar. Sangat kecewa dengan sikap Pak kepala desa. "Baiklah. Kalau memang itu tidak penting menurut Bapak."Aku berbalik menghadap ke warga. "Jadi, Bapak-Ibu semuanya, sekarang sudah jelas kan masalahnya? Laki-laki yang dituduh melakukan hal-hal kurang pantas denganku itu adikku sendiri. Dari sini kita bisa belajar, jika ada berita yang belum tentu kebenarannya, jangan langsung menghakimi dan ikut-ikut menghujat karena Bapak-Ibu yang tidak tahu apa-apa, bisa jadi ikut menanggung dosa."Aku menatap satu persatu warga yang hadir. Ada yang balas menatapku, banyak pula y

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 27

    Saat ini posisiku dan Ika saling berhadapan. Tetangga sekaligus teman kecilku itu terlihat pongah walaupun sempat keceplosan bicara."Melempar batu? Kok kamu tahu kalau semalam ada yang melempari jendela rumahku?"Mendengar pertanyaanku, Ika semakin panik. Sekarang jelas, kalau dia ada hubungannya dengan kejadian semalam. Kalau tidak, mana mungkin dia tahu. "Ak- aku dengar kamu ce-cerita sama laki-laki itu!" sahutnya lantang, walaupun sedikit terbata. Terlihat jelas kalau dipaksakan."Masak sih? Sedekat apa posisimu denganku sampai bisa mendengar ucapanku dengan lelaki itu?" Rasanya ada kesenangan tersendiri ketika melihatnya belingsatan seperti itu. Biarkan saja dia bekerja keras mencari alasan."Ya iyalah! Kamu cerita kan sama lelaki itu, kalau ada yang melempari jendela. Terus kamu ajak laki-laki itu masuk. Sayang, semalam aku lupa nggak kasih tahu Bapak-bapak yang sedang ronda."Sungguh cepat dia menemukan alasan. Benar-benar seperti belut. Licin."Mbak Ika, sepertinya kamu tahu

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 26

    [Iya. Siapa laki-laki itu!][Kalau sampai dia bukan keluargamu. Kamu harus pergi dari sini!][Iya! Kamu dan semua keluargamu harus pergi dari sini!]Beberapa pesan silih berganti masuk. [Nanti aku akan bawa lelaki itu ke balai desa] balasku.Beberapa stiker mulai bermunculan. Dari stiker yang menjatuhkan, mengejek sampai stiker orang tertawa ngakak.[Berani juga nyalimu anak muda!][Memangnya lakinya bakalan mau?]Aku tak lagi membalas. Segera menscreenshot foto-foto yang ada di grup. Aku ingin mencetaknya sebagai barang bukti. Hampir saja aku bertabrakan dengan Bariq ketika keluar dari kamar. Aku mundur sambil terpekik setelah ponsel yang kupegang hampir jatuh. Begitu juga dengannya. "Ada apa sih, Mbak?""Ini." Aku menunjukkan foto yang terpampang di layar ponsel padanya."Apa ini? Ini kayak semalam.""Ika mengirim foto itu ke grup paguyuban warga. Fotomu ditutup stiker dan bilang kalau aku memasukkan laki-laki ke rumah." Bariq terlihat serius menatap ponselku. Bertepatan dengan ba

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 25

    "Sial, ada yang datang!" Terdengar seseorang berbicara pelan. Aku bisa mendengarnya dengan jelas, mungkin saat ini posisi mereka tepat di depan jendela."Ayo pergi!" Setelah itu terdengar langkah kaki menjauh.Aku masih bersimpuh sambil membekap mulut. Ada sedikit perasaan lega mendengar obrolan orang yang ada di luar jendela. Benar saja, tak lama kemudian terdengar suara motor berhenti di depan rumah. Semoga saja itu Bariq yang datang.Perlahan aku bangkit, tubuh rasanya masih gemetar. Namun kupaksa untuk segera menuju pintu. Lewat cela pintu aku mengintip siapa yang datang. Akhirnya aku bisa bernapas lega, setelah mengetahuinya. Gegas aku membuka pintu. "Mbak? Ada apa?" Bariq nampak terkejut setelah aku menghampirinya dengan cepat. Kemudian mencengkeram lenggangnya dengan kuat."Tadi ada orang di luar jendela." Suaraku terdengar gemetar. "Mereka melempari jendela, Bariq." Napasku tersengal karena detak jantung belum normal."Mbak tunggu di sini, biar aku periksa.""Jangan, Riq." Ba

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 24

    "Bagaimana, Tama. Apa Anin bersedia mencabut laporannya?" Aku menghentikan gerakan tangan yang hampir menyendok nasi. Kutatap mama kemudian menggeleng. Mama langsung terlihat lesu. Sementara Bela langsung memegang tangan mama, tangan satunya mengelus punggung mama."Mama yang sabar ya, Ma. Itu lebih baik dari pada Mama dipenjarakan gara-gara nggak bisa bayar utang."Mendengar ucapan Raya, mama sama sekali tak berkutik. Mama sepertinya sangat takut dengan Raya. Harta memang bisa membuat orang bertekuk lutut."Mama tenang saja, aku dan Raya akan melakukan yang terbaik untuk Mama. Iya kan, Sayang?""Tentu, Mas. Aku akan mengupayakan semua yang terbaik untuk Mama. Asal jangan buat aku kesal aja," sahut Raya. Ucapan Raya membuat selera makanku hilang. Namun, aku tak bisa berbuat apa-apa. Sungguh, miris sekali nasibku."Kapan sih mas buat kamu kesal? Udah berapa kali mas bilang, mas menemuinya hanya untuk memintanya mencabut laporan. Itu saja, Sayang."Raya menarik napas panjang, kemudian

  • MANTAN SUAMI MATI GAYA    Bab 23

    POV Tama“Tadi kamu menemui wanita itu lagi kan?”Baru saja aku masuk ke rumah, suara Raya langsung menyambar seperti peluru. Pertanyaan itu membuatku kesal, padahal aku baru saja melewati hari yang melelahkan. Wanita yang kunikahi secara siri itu berdiri di ruang tamu dengan kedua tangan terlipat di dada. Tatapannya tajam, menusuk, seolah ingin menelanjangiku habis-habisan.“Iya, aku akan terus membujuknya agar mau mencabut laporannya,” balasku asal, berusaha terdengar tenang meski sebenarnya hatiku jengah.Aku melangkah melewatinya, tak lupa mengecup sekilas pucuk kepalanya. Harapanku sederhana, semoga saja Raya luluh, hingga tidak ada drama berlebihan malam ini. Rasanya aku benar-benar lelah. Tubuhku butuh rebah di kasur, bukan perdebatan panjang.“Aku nggak suka kamu sering-sering menemuinya, Mas!” Suaranya meninggi. “Aku jadi curiga. Kamu menemuinya bukan demi Mama, tapi karena kamu memang masih menginginkannya.”Aku menghentikan langkah. Nafasku kutahan sesaat. Mau tidak mau aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status