Semua Bab Gairah Liar Sahabat Suamiku: Bab 31 - Bab 40

Ke esokkan harinya tidur Alan terganggu karena mendengar suara seseorang yang sedang mntah. Alan langsung saja melihat ke sebelahnya dan tak ada Zwetta di sampingnya. Pria itu langsung saja berlari ke kamar mandi untuk memastikan bahwa suara yang mengganggunya itu adalah Zwetta. Benar saja, begitu sampai di kamar mandi Alan sudah menemukan Zwetta terduduk di lantai dekat kloset yang sedang muntah.“Ada apa denganmu Baby?” tanya Alan khawatir sambil membantu Zwetta dengan memijat tengkuk wanita itu dan menahan rambut Zwetta yang terurai. “Sudah berapa lama kau seperti ini?” tanya Alan lagi. Zwetta hanya menggelengkan kepalanya dan terus saja merasa mual, tak ada yang dikeluarkan wanita itu. Hanya air bening saja yang dikeluarkannya. “Apa tadi malam kau ada makan sesuatu hal yang aneh?” tanya Alan lagi masih dengan membantu.“Tidak,” ja

Hubungan Zwetta dan Alan semakin mesra, keduanya selalu menghabiskan waktu bersama. Dion semakin jarang pulang ke rumah, Zwetta tak lagi banyak bertanya ketika pria itu tak pulang. Begitu juga dengan Dion yang jarang menghubungi Zwetta untuk bertanya kabar atau menanyakan keberadaan istrinya itu. Zwetta lebih banyak menghabiskan waktu di tempat Alan.Namun malam ini berbeda, Alan yang berada di tempat Zwetta. Bagaimanapun tak baik jika rumah tersebut ditinggal terlalu lama. Maka itu Zwetta meminta Alan menemaninya di rumah. Keduanya sedang menonton film bersama, Alan sambil menikmati wine yang disediakan oleh Zwetta. Andai saja Zwetta tak hamil mungkin wanita itu akan ikut minum sama seperti Alan.“Kau tak pernah bertanya kenapa Dion tak pulang?” tanya Alan dan Zwetta menggelengkan kepalanya.“Tapi ada hal yang membuat

Ke esokkan harinya Zwetta bangun lebih awal dari pada biasanya. Walaupun malamnya ia sangat susah untuk tidur, bahkan ketika Dion berusaha membangunkannya Zwetta bertahan dengan berpura-pura tidur. Maka itu Dion pasrah dan memeluknya saat tidur. Zwetta membiarkan hal itu terjadi, namun pagi ini dengan hati-hati Zwetta turun dari tempat tidurnya.Zwetta memastikan Dion tidur dengan sangat lelap agar tak mengganggu rencananya. Lalu Zwetta mengambil kunci mobil milik Dion. Hal yang ingin dilakukan Zwetta adalah memeriksa mobil suaminya itu. Setelah mengambil kunci mobil tersebut Zwetta keluar dengan sangat hati-hati. Dengan cepat Zwetta turun ke bawah dan melihat keadaan bawah masih gelap.Itu berarti Alan juga masih tidur. Dengan cepat Zwetta segera keluar dari rumahnya menuju mobil Dion. Wanita itu membukanya dan langsung saja masuk ke dalam. Hal yang pertama kali dilakukannya adalah memeriksa riwayat perjal

“Kenapa? Kau membutuhkan apa?” tanya Rossie. Zwetta berpikir akan mencari tahu tentang Dion dan ingin Rossie membantunya, namun tiba-tiba ia merasa harus melakukannya sendiri tanpa melibatkan orang lain. “Zwetta,” panggil Rossie ketika Zwetta sibuk dengan pikirannya sendiri. Zwetta hendak menjawab, namun handphonenya berdering sehingga membuat Zwetta menunda jawaban tersebut. Zwetta mengambil handphonenya dan melihat bahwa Alan yang menghubunginya.“Boleh buatkan aku kopi dan minta file yang kemarin kepada tim sebelah?” pinta Zwetta akhirnya supaya Rossie keluar dari ruangan mereka dan bisa mengangkat panggilan dari Alan.“Ku pikir kau mau meminta apa, baiklah aku akan melakukannya,” kata Rossie. Wanita itu langsung saja keluar dan meninggalkan Zwetta sendirian. Setelah memastikan Rossie keluar, Zwetta mengangkat panggilan tersebut.

Lalu handphone Zwetta kembali berdering dan Rossie yang menghubunginya. Alan memberikan handphone Zwetta pada wanita itu. Alan bangkit berdiri dan membuka lemari bajunya karena ia ingin mandi dan bersiap bekerja.“Hallo,” sapa Zwetta.“Hai, tak biasanya kau belum tiba di kantor. Apa kau sedang sakit?” tanya Rossie.“Hari ini aku tak masuk kantor. Sepertinya aku butuh waktu untuk istirahat Rossie,” jawab Zwetta membuat Alan berbalik menatap Zwetta meminta penjelasan kenapa wanita itu tak mau pergi bekerja.“Kenapa? Kau sedang sakit? Sakit apa? Kau membutuhkanku? Aku bisa datang ke rumahmu sekarang,” seru Rossie.“Tidak perlu Rossie, aku hanya butuh istirahat saja. Aku pikir kau bisa mengurus semuanya saat aku tak masuk.