LOGIN“Dion menghubungiku, apa dia udah di rumah?” tanya Zwetta saat melihat handphonenya berdering dan nama Dion memenuhi layarnya. Mereka baru saja tiba di rumah, Zwetta baru saja mau mandi dan sudah membuka bajunya namun tiba-tiba Dion menghubunginya.
“Angkat saja, siapa tahu penting.” Zwetta menganggukkan kepalanya lalu Zwetta segera menerima panggilan tersebut.
“Hallo,” sapa Zwetta berusaha tenang.
“Kau ada di mana?” tanya Dion.
“Aku sedang diluar, baru saja selesai makan. Kenapa? Apa kau pulang ke rumah?” tanya Zwetta.
“Iya, aku baru saja di rumah dan kau tak ada. Aku hanya mau mengambil pakaian saja, aku akan pergi selama satu minggu karena ada pekerjaan. Aku akan keluar kota, kau tak masalah sendiri di rum
Mulut Mauryn yang hangat dan basah langsung menyelimuti kepala kejantanan Dion yang membengkak. Ia menghisapnya, sangat rakus. Lidahnya menari-menari lincah membelit batang kuat itu. Suara basah yang erotis memenuhi ruangan tersebut.Dion merasakan sentuhan Mauryn yang memabukkan dan panas. Bahkan menurutnya jauh lebih baik dibandingakn wanita yang bernama Nata tadi. Sebuah gelombang kenikmatan menjalari tubuhnya, namun ia masih bisa mengendalikannya, menahannya, menikmati setiap isapan.Mauryn semakin liar dan semakin berani. Ia menghisap lebih dalam, mencoba menelan seluruh kejantanan Dion hingga ke pangkalnya, tenggorokannya meregang hingga batas. Tangannya yang bebas bergerak turun, memijat lembut lantung buah milik tuannya itu.“Mmhhhh…” Dion mendesarh, erangan tertahan keluar dari bibirnya.
“Aku akan memintamu menemaniku. Aku akan bicara dengan managermu, pergi bersiaplah. Aku tahu kau menginginkannya. Aku mau kau menemaniku dan melayaniku di rumahku sebagai pelayan,” kata Dion penuh arti.Wanita itu langsung saja menganggukkan kepalanya dan segera pergi dari sana. Nata yang berada di bawah terus saja memompa, mengulum, lidahnya menari-nari memburu setiap inci kejantanan Dion. Akhirnya pria itu mencapai puncaknya juga. Sebuah desahan berat lolor dari bibirnya saat ia menyemburkan seluruh cairan panasnya ke dalam mulut Nata.Wanita itu dengan setia menyesap semua cairan yang keluar dari kejantanan Dion tanpa sisa, menelannya dengan rakus. Dion mendongak dari bawah meja, bibirnya basah. Ia naik kembali ke kursi, bersandar dengan napas terengah-engah.“Kau cukup berani,” puji Dion.
“Apakah Tuan sendiri?” tanya seorang wanita yang berpakaian dengan sangat seksi menghampiri Dion.Wanita itu nyaris telanjang, pakaian yang digunakannya hanyalah topeng saja. Wanita itu terlihat sangat jalang, Dion tahu bahwa wanita itu sedang mencari seorang pria yang mau membayarnya malam ini.“Ya, aku sendiri,” jawab Dion tenang.“Mau aku temani?” tanya wanita itu dengan manja sambil sengaja menggoyangkan dadanya di depan Dion.“Boleh, silahkan,” kata Dion mempersilahkan.Wanita itu akhirnya duduk di sampingnya dan duduk sangat dekat, sengaja menempelkan dadanya pada lengan Dion. Wanita itu juga sengaja membusungkan dadanya agar semakin memperlihatkan payudaranya.“Panggil saja ak
Seluruh tubuhnya kejang, otot-ototnya mencengkeram kejantanan Dion dengan kuat dan ia menjeritkan nama Dion saat orgasme yang ketiga menguras habis tenaganya, meninggalkannya yang gemetar hebat.“Ahhhh! Bapak luar biasa!”Dion tidak melepaskan. Ia membalik tubuh Kimberly, kini memposisikannya di atasnya dalam posisi cowgirl. Kimberly menunggangi Dion, rambutnya yang panjang terurai bebas, menutupi payudaranya yang bergoyang indah.Ia tahu ia harus berusaha keras untuk menampung kejantanan Dion, namun setiap dorongan ke bawah membawa kenikmatan yang luar biasa. Semakin ia bergerak, semakin ia merasakan dirinya menyesuaikan diri. Ia mulai bergerak lebih cepat memompa pinggulnya.Mendesah dengan setiap Gerakan, matanya berkaca-kaca menatap mata Dion melihat gairah dan kepemilikan yang sama membara di
Kimberly memejamkan matanya, kepalanya mendongak merasakan sentuhan Dion yang membakar dirinya. Dion menunduk, bibirnya mengulum salah satu putting Kimberly menghisapnya dengan lembut. Lalu mengulumnya lebih dalam dan lidahnya bermain di sana.Hal itu menimblukan sensasi nikmat yang luar biasa. Kimberly mendesah, punggungnya sedikit melengkung merasakan listrik menjalau ke seluruh tubuhnya. Dion beralih ke putting yang lain, memperlakukannya dengan cara yang sama, memancing desahan demi desahan dari bibir Kimberly.Lalu tangan Dion meraih tangan Kimberly, membawanya ke depan kejantanannya yang sudah tegang dan di balik selananya. Kimberly mengerti isyarat itu. Jari-jarinya meremasnya perlahan, merasakan panasnya yang menjalar.Dion tersenyum puas. Ia lalu menunduk, bibirnya mendekati area kewanitaan Kimberly. Wanita itu menahan napas. Selalu saj
“Jadi, apa karena itu kau menghubungiku? Kau ingin aku temani malam ini? Kau ingin aku bermain denganmu, apakah begitu Pak?” tanya Kimberly.Jari-jari Kimberly turun perlahan menyusuri kaos Dion lalu berhenti tepat di sabuk celanannya. Sebuah senyum nakal terukir di bibirnya.“Aku bisa menemanimu dan memberikan kehangatan yang luar biasa malam ini.”Dion tidak begerak, ia membiarkan Kimberly melakukan apa yang diinginkannya. Dion sengaja tak memprovokasi Kimberly terlebih dahulu. Dion ingin membiarkan Kimberly yang memulai dan ingin menikmati permainan panas dari Kimberly.Hal yang disuka oleh Kimberly adalah, wanita itu tahu cara memulai karena wanita itu sudah sangat handal. Kimberly tahu bagaimana cara menggodanya dan bersikap liar. Berbeda dengan Diana yang masih terlihat malu-malu







