Lahat ng Kabanata ng Gairah Liar Sahabat Suamiku: Kabanata 21 - Kabanata 30

“Kau dari mana?” tanya Dion saat sadar bahwa Zwetta baru saja dari luar.“Aku habis dari dapur, tadi aku terbangun dan sangat haus. Makanya aku tadi minum ke bawah,” jawab Zwetta dengan jantung yang berpacu dengan sangat cepat karena takut ketakutan.“Benarkah?” tanya Dion lagi sambil mengucek matanya.Zwetta menganggukkan kepalanya dan kembali naik ke atas ranjang untuk tidur. Wanita itu berusaha bersikap biasa saja agar Dion tak curiga padanya. Lalu tak lama Dion kembali tidur terdengar dari deru napas Dion yang teratur. Wanita itu menghela napasnya lega, karena Dion tak bertanya lebih lanjut lagi.Zwetta kembali memejamkan matanya, ia bisa kembali tidur dengan tenang setelah melakukan hal gila dengan Alan. Wanita itu tersenyum karena mengingat permainan panas dan berani

Kini Zwetta sudah berada di tempat dimana Alan membawanya untuk mereka memulai kisah mereka di tempat yang baru. Sudah satu malam ini Zwetta tinggal di tempat Alan dan Dion tak mencarinya. Itu berarti Dion tidak pulang sehingga tak tahu bahwa Zwetta juga tak pulang ke rumah. Wanita itu membantu Alan untuk membereskan semuanya.Keduanya seperti pasangan suami istri yang baru saja menikah dan baru pindah ke rumah baru. Zwetta membantu menyiapkan segala hal begitu juga dengan Alan yang sibuk membantu, keduanya bisa bekerja sama dengan baik. Alan merasakan tempat tinggalnya kini sungguh hidup karena hadirnya Zwetta disisinya.Alan tak pernah merasakan hal itu sebelumnya, maka itu Alan sungguh sangat senang dengan keadaan baru seperti ini. Sama halnya seperti yang dilakukannya sekarang, dari tadi Alan sudah bangun namun pria itu berdiri di depan pintu kamar dan melipat tangannya di depa

Setelah menghabiskan waktu bersama dengan Alan di tempat pria itu, akhirnya Zwetta pulang ke rumahnya dengan Dion setelah suaminya menghubungi. Namun saat Zwetta pulang, wanita itu menemukan rumahnya dengan keadaan gelap dan tak ada Dion di rumah. Zwetta mulai mencari keberadaan Dion, namun pria itu benar-benar tak ada di rumah.Padahal baru beberapa jam yang lalu Dion menghubunginya dan memberi kabar bahwa pria itu berada di rumah. Maka itu Zwetta memilih pulang karena tak enak membiarkan Dion di rumah sendirian dan Zwetta takut pria itu curiga. Tapi kini Dion tak ada di rumah hal itu membuatnya sangat kesal. Maka Zwetta mengambil handphonenya dan segera menghubungi Alan.“Kau sudah di rumah?” tanya Alan langsung begitu teleponnya tersambung.“Ya, aku sudah di rumah dan ternyata Dion tak ada di rumah,” kata Zwetta dengan

“Bagaimana rumah Alan?” tanya Dion saat pasangan suami istri itu sedang sarapan bersama.“Bagus apartementnya, nyaman juga,” jawab Zwetta seadanya. Dion menganggukkan kepalanya paham.“Apa kegiatanmu hari ini?” tanya Dion membuat wanita itu mengernyitkan keningnya.“Kenapa? Kau ingin mengajakku pergi?” tanya Zwetta balik membuat Dion tertawa.“Ya, aku ingin melihat apartemen Alan apa kau mau menemaniku? Kau sudah tahu rumahnya, aku ingin melihat langsung. Apa kau sibuk? Melihat pakaianmu saat ini sepertinya kau tidak akan ke kantor, begitu juga denganku. Bagaimana kalau kita ke tempat Alan?” Zwetta sedikit terkejut dengan ide Dion yang tak biasa itu. Namun Zwettamenginginkannya karena ingin bertemu dengan pria itu dan ingin meminta maaf langsung atas

“Kenapa kau mengatakan hal itu? Apa menurutmu aku mempunyai wanita lain?” tanya Dion balik.“Aku tidak tahu, tapi bisa saja itu terjadi. Zwetta bilang kau juga mulai berubah padanya dan itu sudah berlangsung cukup lama, aku pikir mungkin karena suatu hal. Alasan memilki orang lain juga adalah alasan yang masuk akal, bukankah itu bisa saja terjadi?” tanya Alan membuat Dion diam. “Apa menurutmu Zwetta cantik? Apa kau masih saja bergairah padanya?” tanya Alan membuat Dion terkejut dengan pertanyaan sahabatnya itu.“Pertanyaanmu terlalu vu—”“Aku tak bermaksud apapun, hanya saja kalau kau tak lagi mempunyai gairah itu pada Zwetta itu berarti cinta juga akan sulit ada. Kau harus memikirkan hal itu, apa yang sebenernya kau rasakan pada Zwetta. Jikalau karena memang wanita lain, aku jadi berpi