All Chapters of Dibeli oleh Pangeran Milyarder: Chapter 121 - Chapter 130

Pemindah barang datang dan meletakkan barang-barang milik ibu dan adik Ari di dalam sebuah bangunan penyimpanan yang ada di kastel. Rasanya menakjubkan, berjalan di dalam sana. Tempat penyimpanan di sebuah kastel sangatlah berbeda dengan yang ada di Amerika. Terdapat artefak-artefak tua yang perlu direstorasi, juga furnitur, vas-vas, tampaknya berbagai barang dari setiap era. Rasanya nyaris seperti berjalan di dalam kapsul waktu. Ari menyusuri tangannya di atas sebuah meja antik yang tampak seolah dimiliki oleh King Louis XV dahulu, kini diselimuti debu."Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Grayson sambil mengamatinya dengan saksama. "Aku berpikir bagaimana senangnya aku jika barang-barang ini dipulihkan kembali hingga secantik semula dan dipamerkan." Ari menyapu debu dari meja itu dengan tangannya. "Dengan demikian, rakyat Estrea dapat menikmati keindahan mereka."Grayson menyeringai dan melangkah mendekatinya. "Kau berbicara seperti Ratu sejati. Mungkin itu adalah sebuah proy

Mereka menikmati waktu yang menyenangkan, berkenalan lebih dalam dengan satu sama lain pada jamuan makan malam itu, dan Ari senang melihat semua orang tampak akur. Bahkan ibunya telah melunak sedikit, tampak akrab dengan sang raja. Yang membuatnya terkejut, ayah Grayson tampak lumayan tertarik dengan ibunya juga. Meskipun ibunya lebih muda dari sang raja, umur mereka cukup dekat sehingga mereka dapat terhubung dengan era yang sama serta berbagi keakraban.Setelah beberapa saat, Ari memerhatikan bahwa Henley tampak terlalu pucat. Susternya, seorang wanita yang setia dan bermata ramah, berdiri di tepi sambil mengamati adiknya."Apa kau ingin aku menunjukkan kamarmu?" tanya Ari, suaranya tetap rendah. Henley mengangguk. "Kalau kau tidak keberatan. Aku baru saja boleh pergi dari rumah sakit.""Aku akan meminta sang suster memeriksamu ketika kau di kamarmu." Ari berdiri dan mengulurkan tangannya. "Sini. Biarkan aku membantumu."Henley menyingkirkan lengan Ari dengan lembut. "Ter

Beberapa hari kemudian, Celeste ingin mengajak Ari dan Henley berbelanja dan, tentu saja, Vickie juga ikut. Jadi, acara itu menjadi jalan-jalan khusus perempuan. Dan meskipun mereka telah berencana untuk berbelanja bersama, Ari pikir mereka juga akan mampir ke salon kecantikan. Demi Tuhan, sudah lama sekali sejak terakhir kali Ari perawatan ke salon dan sekarang dia amat membutuhkannya."Berhati-hatilah hari ini," kata Grayson, matanya dipenuhi kekhawatiran."Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja.""Bawalah beberapa pengawal bersamamu."Ari menghela napas. "Grayson - ""Turuti saja kemauanku," potong pria itu. Kemudian dia mencium kening Ari. "Tapi yang paling penting, bersenang-senanglah.""Oh, pasti." Ari memberi Grayson kecupan singkat, menyambar mantelnya, lalu berjalan keluar pintu. Dia pasti akan bersyukur ketika musim semi tiba. Ari telah bosan dengan salju dan siap menikmati cuaca yang bagus.Di bawah, Vickie telah menunggu. "Apa Ibu dan Henley sudah turun?"

Begitu mereka kembali tiba di kastel, perut Ari terasa sakit, dan dia tahu dia perlu berbaring. Tanpa berkata-kata, Arnold membopongnya dari limosin menuju kastel, ketika Grayson keluar. "Apa yang terjadi?" Pria itu bergegas menghampiri dan mengambil alih Ari dari sang pengawal dengan mudah, kekhawatiran memenuhi matanya."Kerusuhan sipil di pusat kota." Arnold segera memberitahukan sang pangeran apa yang terjadi sambil mengikuti Grayson yang sedang menggendong Ari ke dalam. "Sang putri tidak membiarkan saya menggendongnya ke limosin dan dia terjatuh, tapi kemudian saya mengangkatnya dan membawanya pergi dari sana. Orang-orang mengenalinya dan memukul-mukul limosin. Mungkin itu membuat Putri Ari trauma."Grayson membawa Ari menaiki tangga langsung menuju kamar mereka dan membaringkannya di kasur. "Arnold, telepon dr. Parker. Cari tahu apakah dia bisa membuat kunjungan ke kastel. Tolong katakan kepadanya bahwa ini darurat.""Ya, Yang Mulia." Sang pengawal mengeluarkan ponselnya

"Grayson ...." kata sebuah suara dari kejauhan, sebuah suara yang akan dia kenali di mana pun.Dia mencoba merespons, tetapi untuk suatu alasan, dia tidak bisa menemukan suaranya untung menjawab sang malaikat ... malaikatnya."Grayson ...."Di mana dia, dan kenapa rasanya sulit sekali untuk keluar dari kegelapan yang menahannya? Kemudian dia teringat ... Xavier, adiknya, terbaring lunglai tanpa nyawa ... dan istrinya di rumah yang tengah mengandung. Dia harus bangun, dan dia harus bangun sekarang. Grayson memaksa dirinya, mencari cahaya yang menerangi jalannya kembali menuju kenyataan ... kembali menuju orang-orang yang dia cintai."Ari?" Grayson merasa seseorang meremas lembut tangannya. Dia harus menemukan jalannya kembali menuju wanita itu. Perlahan-lahan, Grayson membuka matanya ... dan melihat istrinya yang cantik. "Ari."Air mata menggenangi mata Ari ketika dia menekankan tangannya dengan lembut ke wajah Grayson. "Aku sangat mengkhawatirkanmu.""Bagaimana keadaan Xavi