Semua Bab Pendamping Sang Alpha: Bab 61 - Bab 70

Di luar, Brogan berjalan mendekati Julien yang sedang berdiri di tengah lapangan, dan dia membisikan sesuatu pada pria itu selagi Lacey mengenakan sarung tangan MMA-nya. Julien menoleh ke arah Lacey sambil mengerutkan kening, kemudian lanjut berbicara pada anggota kawanannya. "Para petarung muda, kalian akan berlatih dengan Ratu Alpha hari ini. Tim Alpha bersamaku, Tim Omega bersama Kodiak ...." Kemudian sebelum mereka bergerak ke dalam grup masing-masing, Julien menambahkan. "Scarlett, kemari.""Setidaknya kali ini bukan aku yang dipanggil." Lacey berbicara sendiri sambil berlari kecil bersama para petarung mudanya. Dia sudah lelah dengan Scar dan sikap konyolnya. Jika Lacey bisa berkomentar, hari-hari Scar di dalam kawanan sudah tinggal sebentar lagi. Hari itu tidak banyak yang terjadi, para petarungnya berlatih dengan baik. Para petarung muda sudah berlatih bersama Kodiak selama Lacey pergi, dan mereka sudah berkembang di bawah bimbingan pria itu. Ternyata memang benar bahwa bu

Setelah berlatih keesokan harinya, Lacey sedang berkemas saat Julien mengejutkannya dengan memeluk dari belakang."Aku merencanakan kita untuk makan malam bersama di ruang makan kecil hari ini," bisik Julien di telinganya.Lacey terkejut menanggapi sikap pamer kemesraannya di depan publik, tetapi para anggota kawanan tersenyum selagi melintas, terlihat setuju dengan pasangan ini. "Sepertinya ide bagus," jawab Lacey sambil menyandarkan punggung pada dada pria tersebut, tahu bahwa mungkin itu adalah kesempatan terakhir mereka bisa menikmati waktu bersama sebelum serangan Kawanan Cakar Liar selanjutnya. Namun dia menolak memikirkan hal itu, dia ingin menikmati malam ini bersama. Semoga saja ini bukan yang terakhir bagi mereka."Sudah siap?" Julien mengangkat satu alis. Ketika Lacey mengangguk, dia merangkul pundak Lacey dan berkata. "Ayo." Setelah masuk, Julien mengecup dahi Lacey dengan lembut. "Bagaimana kalau kau naik dan bersantai? Aku akan berbicara dengan koki."Lacey memelu

"Selamat pagi," bisik Julien di telinganya keesokan paginya untuk membangunkannya agar memulai hari baru.Lacey berbalik dan menguap. "Selamat pagi." Kemudian, dia mengamati sekelilingnya. Sinar matahari sudah menyorot dengan kuat dari pintu menuju ruang tamu. "Oh, tidak! Kita ketiduran terlalu lama!" Julien tersenyum. "Tidak, kau butuh istirahat. Aku sudah meminta Kodiak untuk mengambil alih latihan para petarung muda agar hari ini kau bisa istirahat.""Tidak, aku harus berla - ""Kau sudah terlalu lama bekerja keras." Kemudian, dia mencium Lacey dengan perlahan dan lama. "Hari ini, kau perlu istirahat.""Julien, aku sungguh tidak merasa kalau aku - ""Tidak peduli kau hamil atau tidak, ini tidak ada hubungannya," dia menghela napas selagi bangkit dari tempat tidur. "Sekarang, kau libur sehari dan istirahatlah. Kau sudah lelah karena perjalanan. Ini perintah." Dia menunjuk ke arah Lacey dan tersenyum selagi dia berjalan ke kamar mandi.Lacey berbalik badan dan meringkuk

Julien beranjak ke lantai atas untuk mengecek Lacey. Saat dia cek sebelumnya, Lacey masih tertidur, jadi dia pergi makan malam bersama anggota kawanannya, berkat desakan Raye dan Brock. Julien sudah lama tidak makan malam bersama para anggota kawanannya, jadi dia terpaksa setuju. Kemudian, Scarlett mendorongnya untuk melakukan Rapat Dewan dadakan dan membahas ulang beberapa hal bersamanya. Sebelum Julien menyadarinya, hari sudah begitu larut.Dia bergegas kembali ke kamar mereka, menyalahkan diri karena sudah menghabiskan terlalu banyak waktu pergi dari Lacey. Karena Lacey sudah tidur sepanjang hari, Julien mengira wanita itu pastinya sudah terbangun sekarang. Dan karena dia belum melihat Lacey di lantai bawah, dia tahu wanita itu pasti kelaparan. Melihat caranya tertidur, kemungkinan besar Lacey hamil atau sedang terserang flu. Tidur seharian sungguh tidak seperti kebiasaan Lacey, tetapi dia lega wanita itu tertidur. Jelas sekali Lacey sangat butuh istirahat."Lacey?" dia berseru

Julien berhasil mengendus aroma Lacey tepat di luar kamar suite mereka di kastel, kemudian mengikutinya turun ke lorong di sisi kanan, tetapi tidak ada apa pun di ujung lorong sana. Mengikuti firasatnya, dia mulai menekan dinding berkali-kali, kemudian sebuah panel menampilkan tangga tersembunyi yang tidak Julien ketahui sebelumnya.Dia menuruni ruang tangga, semua lima tangga beruntun, dan tempat itu mengarah ke luar kastel di lantai dasar. Julien merutuki diri sendiri, bertanya-tanya mengapa dia tidak pernah melihat jalan keluar yang satu ini, sambil membuat catatan dalam pikiran dia akan menggeledah dan memetakan setiap jengkal kastel ini setelah semuanya berakhir. Julien mengikuti aroma Lacey di belokan kastel dan kemudian jejaknya mengarah ke pepohonan. Julien dan anggota kawanan menghabiskan waktu sepanjang malam serta keesokan harinya untuk mencari Lacey, tetapi tidak berhasil menemukan apa pun. Tanpa tidur, Julien kelelahan, tetapi dia bersumpah tidak akan berhenti hingga