Semua Bab Pendamping Sang Alpha: Bab 41 - Bab 50

Setelah Scar pergi, Lacey menghabiskan siang itu bersama para Petarung Kawanan untuk melatih strategi, mengoordinasi mereka, mengajarkan mereka cara bekerja sama. Tepat sebelum matahari mulai terbenam, Julien muncul dan berdiri di samping arena, mengamati latihan para petarung. Setelah menanti sesaat, dia berkata, "Lacey, aku ingin bicara denganmu."Lacey mendongak dan mengangguk. "Ya, tentu saja." Kemudian, dia menoleh ke arah kawanan. "Baiklah. Sudah cukup untuk hari ini. Kita akhiri hari ini, tetapi besok pagi kita akan memulainya lagi.""Ya, Ratu Alpha." Beberapa orang mengarah ke hutan untuk berburu, sementara yang lainnya berjalan ke kastel. Meski demikian, kali ini terasa kekompakan yang sebelumnya tidak ada. "Latihan yang bagus," kata Raye pada Lacey, kemudian mengangguk. "Sampai jumpa besok." Lalu, dia mengangguk ke arah Julien. "Alpha."Julien mengangguk dan tersenyum kecil selagi pria itu melintas. Ketika mereka sendirian, Lacey berubah bentuk dan mengenakan paka

Keesokan pagi, Lacey bangun lebih awal karena ingin memakai tempat berlatih. Raye ingin bertemu dengannya di pagi hari, sehingga Lacey berpikir lebih baik dia segera mengetahui apa yang Raye inginkan.Lacey teringat tentang percakapannya dengan Julien dan senang karena Julien setuju untuk melatih Petarung Kawanan. Dia orang yang tepat untuk tugas tersebut dan paling berpengalaman dibandingkan yang lainnya. Berkat pengalaman, dirinya berwawasan luas dan mahir dalam strategi. Juga, mengatur petarung untuk bekerja sama sebagai tim merupakan jalan terbaik mengalahkan serangan Cakar Liar yang tidak mungkin dihindari.Cakar Liar adalah petarung liar tanpa kawanan. Tiap Cakar Liar telah dikeluarkan dari kawanan masing-masing atau berasimilasi dari kawanan lain setelah kawanan tersebut hancur, jadi mereka membentuk kawanannya sendiri. Namun mereka dikenal selalu berpindah-pindah dan butuh tempat tinggal untuk kawanannya. Jadi, alih-alih mencari penghasilan dan membangun markas dengan benar

Lacey mengenakan gaun biru yang panjangnya menyentuh lantai serta membuatnya merasa seperti Cinderella yang pergi ke pesta dansa. Gaun itu tidak berlengan dengan korset yang membentuk tubuh, serta roknya yang mengembang dan bergemerlapan. Lacey mengikalkan rambutnya dengan bantuan rol gulung panas dan membiarkan terurai bebas di atas pundaknya. Lalu dia mengenakan sepatu putih berkilau, dan dia siap. Di satu sisi, rasanya aneh berdandan seperti ini hanya untuk makan malam. Dahulu, Lacey hanya akan mengenakan gaun dan sudah puas. Namun sekarang, dirinya diharapkan untuk mencapai suatu tingkat kepantasan. Ketika dia berkaca, Lacey merasa dirinya berdandan ... nyaris tiap malam. Saat Lacey berjalan ke ruang tengah, Julien berdiri menunggunya. Julien memakai jas hitam dengan kemeja putih bermanset, namun Julien tidak berdasi dan membiarkan kerah kemejanya terbuka. Sisi serigala Lacey menggeram setuju."Kau terlihat menawan." Julien melintasi ruangan untuk menggandeng Lacey, kemudian m

Setelah Scar meninggalkan ruang olahraga, Lacey terlampau kesal untuk berkonsentrasi dalam olahraga, lagi pula memang sudah waktunya latihan. Jadi Lacey mengemasi barang-barangnya dan keluar menuju ring latihan, tepat saat kawanan mulai berkumpul di lapangan. Julien melihat Lacey dan kernyitan terbentuk di alisnya, jelas mengetahui bahwa Lacey kesal tentang suatu hal. Lacey paham bahwa intuisi unggulnya merupakan salah satu alasan kenapa Julien adalah seorang Alpha.Guna menenangkannya, Lacey memaksakan diri tersenyum saat dia menaruh tas perlengkapannya dan menuju tengah ring latihan. "Oke petarung muda."Scar menyeringai. "Sudah waktunya kau tiba di sini."Mata Lacey berkilat keemasan. "Ada yang menahanku ... dan aku tidak perlu bertanggung jawab padamu."Koi, Willow, dan petarung muda lainnya mendekat. "Siap?""Siap!" mereka menjawab serentak lalu mengikuti Lacey ke ladang selatan dekat perbatasan. Setelah mereka di posisi, Lacey berseru, "Oke, semuanya! Ayo kita lak

Sesuai janjinya, Julien kembali beberapa menit kemudian. "Lobster Bisque sedang diproses." Lalu dia menaikkan alisnya. "Ada lagi yang lain, Ratuku?""Umm ... Aku senang mendengarnya," goda Lacey. "Ratuku ...." Pria itu mencium bibirnya. "Ratuku ...." Suara Julien rendah, memikat, dan menyebabkan seluruh tubuh Lacey merinding tergoda. "Ratuku," bisiknya sambil membelai lembut wajah Lacey. Lalu bibir Julien menimpa bibir Lacey, lembut di awal, tetapi menjadi ganas di luar batas manusia.Lacey tertawa saat bibirnya masih menempel. Julien mundur seketika. "Ada yang lucu?" Satu sisi bibirnya tersenyum menggoda. "Aku sedang mencoba untuk menggoda.""Dan kau berhasil," tanggap Lacey. "Bahkan kau sudah begitu tanpa perlu berusaha. Aku hanya tidak percaya kalau kau menunggu hingga saat ini, ketika aku dirawat di klinik, untuk melakukannya."Julien menyeringai sombong, bangga atas upayanya yang berhasil terhadap Lacey. "Tidurlah."Lacey mengangguk, matanya mendadak berat. "Kau ma