Liam berdiri di balkon apartemennya, menatap langit malam yang penuh bintang. Angin sejuk berhembus, namun hatinya tetap saja gelisah.Pikirannya tertuju pada satu hal—Evi. Sejak kabar tertangkapnya Nala, ia tahu kabar itu harus segera sampai ke telinga gadis itu.Bukan sekadar karena Evi berhak tahu, tetapi juga karena Liam ingin menjadi orang pertama yang membuatnya lega.Ia menekan nomor Evi di ponselnya, menunggu dering bersambung. Tak lama, suara lembut gadis itu terdengar, sedikit letih namun tetap menenangkan.“Halo, Mas Liam?” sapa Evi dengan lembut.Liam tersenyum samar, meski dia tahu Evi tak bisa melihatnya. “Sayang … aku ada kabar baik untukmu. Nala sudah masuk penjara.”Di seberang sana, terdengar tarikan napas panjang. Evi sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berbisik lirih, “Syukurlah ….”Ada nada lega di suaranya, namun Liam yang sudah mengenalnya terlalu baik bisa menangkap keraguan kecil yang menyelinap di balik kata-kata itu.“Tapi … entah kenapa aku juga
Última atualização : 2025-09-11 Ler mais