Evi hanya mengangguk pasrah. Melihat itu, Liam kemudian menyunggingkan bibirnya, tersenyum miring melihat Evi yang sudah pasrah di bawahnya.“Baiklah. Kita mulai sekarang, Sayang.”Bibirnya menyapu pelan sepanjang garis rahang Evi hingga ke leher.Wanita itu menggeliat, tangannya secara refleks meraih rambut Liam, menahan kepala pria itu seolah tak ingin melepaskannya.“Mas …,” suaranya keluar lirih, nyaris seperti desahan yang tertahan.Liam tersenyum di sela ciumannya, kemudian menghisap lembut kulit halus di bawah telinga Evi, meninggalkan sensasi bergetar yang membuat jantung wanita itu kian berpacu.“Aku suka mendengar namaku keluar dari bibirmu,” ucapnya serak.Tubuh Evi makin panas. Gaun putih sederhananya terasa terlalu mengekang, dan Liam sadar akan hal itu.Jemari prianya meraih pita kecil di punggung gaun itu, lalu dengan sabar ia melonggarkannya. Tidak tergesa, justru penuh kelembutan, seakan ingin menikmati setiap detik momen ini.Gaun itu melorot perlahan dan menyingkap
Last Updated : 2025-09-16 Read more