Pagi itu, sinar matahari menembus lembut celah gorden kamar pasien, menebarkan cahaya hangat ke dalam ruangan yang sejak kemarin terasa dingin dan steril. Bau antiseptik masih kental memenuhi udara, namun entah mengapa, suasana pagi ini berbeda—lebih ramah, seolah membawa kabar baik yang belum terucap.Aurelia duduk di kursi kecil di sisi ranjang, tubuhnya condong sedikit ke depan. Tatapannya tak lepas dari Caca, yang mulai menggeliat pelan dari tidur lelapnya. Rambut anak itu berantakan seperti helai kapas yang tertiup angin, pipinya merona merah muda, dan matanya masih separuh terpejam.“Pagi, Sayang,” ucap Aurelia dengan suara lirih, senyum tipis mengembang di bibirnya.Caca mengucek mata, lalu matanya tertuju pada meja kecil di sebelah tempat tidur. Di sana, duduk manis sebuah boneka kelinci berwarna putih gading, seolah menunggu tepat saat gadis kecil itu membuka mata.Tanpa pikir panjang, Caca bangun setengah duduk dan meraih bonek
Last Updated : 2025-08-15 Read more