Aurelia mengerjap, nyaris menghela napas panjang, tapi menahannya. “Apa maksudmu?”“Jangan pura-pura tidak paham, Lia,” ucap Gian, menaruh tas kerjanya di kursi dengan bunyi thud. “Kau bahkan menyambut Kirana dengan senyum selebar itu, seolah dia… tamu terhormat di rumah kita.”Aurelia mendesah panjang, matanya menatap Gian dengan campuran lelah dan pasrah. Ia maju dua langkah, merebut tas kerja Gian dari kursi, lalu meletakkannya di meja sudut. Tanpa menunggu respon, ia juga mengambil jas kerja suaminya dan menggantungnya di belakang pintu.Tak lupa, ia melepas apron dari tubuhnya, melipatnya sembarangan di meja. “Aku sudah buatkan puding mangga,” katanya, suaranya dibuat riang, seolah ingin mencairkan suasana. “Ada tiga rasa. Asam, manis, dan keju.”
Last Updated : 2025-08-12 Read more