Pagi itu, jam dinding di ruang makan baru saja menunjuk angka tujuh lewat lima menit. Aroma roti panggang dan susu hangat memenuhi udara, namun keadaan itu terasa hampa bagi Aurelia. Ia bangun lebih awal dari biasanya, bukan karena tidur nyenyak, melainkan karena pikirannya yang terlalu bising untuk bisa beristirahat.Di meja makan, ia duduk tegak, menyendok roti dengan gerakan pelan. Wajahnya terlihat tenang, tapi sikap dingin yang tersisa dari malam sebelumnya masih jelas terasa. Gian memperhatikan diam-diam—ada jarak tipis yang tidak seharusnya ada di antara mereka.Nyonya Lestari, yang sejak tadi duduk di seberang, menatap keduanya secara bergantian. Matanya tajam, seolah hendak mengupas setiap lapisan pikiran menantunya."Di luar sana sedang tidak baik-baik saja," ucapnya kemudian, nadanya dingin tapi tegas. "Lebih baik kalian jangan keluar."Aurelia meletakkan sendoknya, lalu menggeleng pelan. "Maaf, tapi aku ada kelas penting pagi ini. Dosenn
Last Updated : 2025-08-19 Read more