Rapat kecil itu berakhir tanpa kesimpulan pasti. Galang pamit lebih dulu, lalu Chalia keluar sambil menyeka wajah yang basah. Tinggal Raksa dan Harsanta yang masih duduk.Raksa menutup buku catatannya. “Pak Harsanta, saya perlu berbicara langsung dengan Bu Nora malam ini.”Direktur rumah sakit itu mengangkat alis. “Malam ini?”“Ya,” jawab Raksa mantap. “Dia ada di sini, bukan? Saya ingin mendengar keterangannya saat ingatan masih segar.”Harsanta menyandarkan tubuh ke kursi, nada suaranya berubah lebih dingin.“Pak Raksa, Nora baru saja kehilangan suaminya. Dia masih syok, dan ini sudah lewat pukul sembilan malam. Saya rasa itu tidak bijak. Lagi pula, saat kejadian Nora tidak ada di sini.”Raksa menatapnya lekat-lekat. “Pak, saya mengerti. Tapi penyelidikan kematian tidak bisa menunggu. Waktu adalah musuh utama kami. Semakin lama, semakin banyak detail yang hilang. Saya tidak akan menekan dia, hanya beberapa pertanyaan awal.”Harsanta menghela napas berat, lalu berdiri, berjalan ke je
Last Updated : 2025-08-24 Read more