Natalie dengan sigap membantunya menepuk-nepuk punggung, wajahnya tampak sangat cemas. "Kak, kamu nggak apa-apa, 'kan?""Hah, aku sudah bilang dari awal. Kalau masih nekat ikut campur, jangan salahkan aku kalau nanti bertindak tanpa ampun."Marlon seperti teringat sesuatu, lalu mengejek dengan dingin, "Jangan kira dengan punya Denzel, semuanya bakal aman-aman saja. Dia memang bisa bantu sekarang, tapi apa kamu pikir dia bisa melindungimu seumur hidup? Konyol."Usai bicara, dia pun berbalik dan melangkah pergi.Suasana di dalam ruang perawatan mendadak menjadi sangat mencekam.Hardi menatap ke arah Marlon yang baru saja pergi, seberkas sorot mata tak terbaca melintas di matanya yang kebiruan.Saat itu, dia menerima telepon yang memberi tahu bahwa ada pasien dalam kondisi darurat dan dia harus segera menanganinya. Setelah menenangkan Natalie sejenak, dia pun terpaksa pergi.Robert terus terbatuk hingga matanya memerah, lalu memejamkan mata dengan ekspresi penuh rasa sakit. "Karina .... A
Read more