All Chapters of Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin: Chapter 251 - Chapter 260

"Iya," sahut Natalie. Dia tidak bicara panjang lebar.Susan tiba-tiba meraih pergelangan tangan Natalie dan bertanya dengan sedikit emosional, "Kamu datang dari mana? Ibu kota ya?"Tenaga Susan terlalu kuat sehingga pergelangan tangan Natalie memerah. Natalie juga sedikit kesakitan.Natalie berucap sembari mengernyit, "Lepaskan aku dulu."Susan baru memperhatikan pergelangan tangan Natalie yang memerah karena digenggam terlalu erat. Dia melepaskan genggamannya, lalu berbicara dengan perasaan bersalah, "Maaf. Aku terlalu emosional makanya membuatmu kesakitan. Tapi, aku benar-benar ingin tahu kamu datang dari ibu kota atau bukan."Natalie yang bingung bertanya sambil mengusap pergelangan tangannya yang memerah, "Kenapa?"Susan mengambil kursi dan duduk di dekat tempat tidur. Dia menatap Natalie dan menjelaskan dengan mata berkaca-kaca, "Nasibku sama denganmu atau bisa dibilang sama dengan semua wanita di pulau ini. Kita ditipu atau dijual ke sini.""Sebelumnya aku ini putri Keluarga Aksa

Selama Natalie datang bulan, Hardi tidak mencarinya. Natalie bisa beraktivitas dengan leluasa dan mengobati penyakit Susan dengan tenang. Hanya saja, Natalie tetap gelisah karena tidak bisa bertemu dengan Karina. Untungnya, Susan mencari tahu tentang kondisi Karina.Susan memakai seragam pembantu berwarna hitam dan putih. Dia duduk bersila di karpet.Susan mengerjap dan memberi tahu Natalie semua informasi yang didapatkannya, "Kamu nggak usah khawatir. Kakak iparmu baik-baik saja. Dia memang nggak disuruh melayani sekelompok binatang itu, tapi dia diawasi. Jadi, dia nggak bisa keluar dengan bebas."Informasi dari Susan membuat Natalie sedikit tenang. Namun, dia hanya merasa tenang sesaat. Selama terjebak di pulau ini dan tidak bisa kabur, Natalie akan hidup ketakutan selamanya.Sekarang Natalie hanya mempunyai 3 pilihan. Menyelamatkan diri sendiri, menunggu diselamatkan orang lain, atau ... mati.Hardi mengatakan Natalie akan menjadi nyonya di pulau ini jika bersikap patuh. Natalie tid

Sebelum Natalie sempat bicara, Hardi sudah menarik tangannya dan meninggalkan kamar. Setelah melewati banyak jalan yang rumit, mereka sampai di depan rumah berwarna hijau.Dua pengawal berjaga di depan pintu rumah. Begitu melihat Hardi, kedua pengawal menunduk dan menyapanya dengan hormat.Hardi melambaikan tangannya, lalu pengawal menyingkir. Hardi membawa Natalie maju dan membuka pintu.Begitu pintu dibuka, sesuatu terbang dari dalam rumah. Hardi terkejut. Dia segera menarik Natalie ke samping untuk menghindar.Cangkir teh jatuh ke lantai dan pecah. Natalie yang kaget melihat ke dalam rumah. Tampak seorang pria tua yang mengenakan jubah tradisional berwarna biru dongker sedang duduk di bantalan. Dia melihat Hardi dan Natalie dengan ekspresi marah, sudah jelas dia tidak senang."Kita sudah lama nggak jumpa, tapi Pak Alexa tetap begitu temperamental," komentar Hardi. Dia menarik Natalie masuk dan tersenyum. Sepertinya Hardi tidak marah melihat tindakan Alexa. Sebaliknya nada bicara Har

Natalie membaca buku dengan serius sampai-sampai melupakan kesulitan yang dihadapinya di Pulau Roli.Selanjutnya, Natalie terus tinggal di rumah hijau. Dia belajar dengan Alexa setiap hari. Setelah belajar makin dalam, Natalie baru menyadari apa yang dipelajarinya di universitas benar-benar tidak ada apa-apanya.Natalie yang belajar makin lama makin penasaran. Selain istirahat, dia juga belajar saat makan.Belakangan ini, cuaca agak dingin. Alexa yang sudah tua masuk angin dan demam. Natalie memasak obat sendiri, lalu memberikannya kepada Alexa dan berucap, "Guru, cepat minum obatnya."Alexa minum obat itu, lalu tidur. Natalie berjaga di dekat tempat tidur Alexa. Dia bahkan tidak berani pergi biarpun mengantuk. Natalie takut penyakit Alexa kambuh.Setelah demam Alexa turun, dia batuk parah. Natalie juga tidak merasa repot. Dia memasak obat batuk dari biwa.Natalie merawat Alexa dengan cermat. Alexa sembuh dengan cepat dan terlihat energik.Sementara itu, Natalie malah makin kurus. Dita

Alexa mengingatkan Natalie, "Semua yang Hardi bilang itu omong kosong. Jangan percaya semua omongannya."Natalie tidak menyangka Alexa akan membicarakan hal ini dengannya. Dia terkejut.Sebelum Natalie sempat bicara, Alexa mengeluarkan kertas yang dilipat menjadi bentuk kotak dari sakunya. Dia membuka kertas itu dan berujar, "Ini peta pulau."Mata Natalie memelotot. Dia yang terperanjat berucap, "Guru, kamu ...."Alexa menjelaskan, "Aku sering jalan-jalan di pulau selama terkurung di sini. Aku ingat jalur di pulau secara garis besar. Aku sudah menggambarnya di kertas ini."Alexa mengelus janggutnya, lalu melanjutkan dengan sedikit sedih, "Aku nggak mampu berjuang lagi karena sudah tua. Aku harap kamu bisa kabur. Jangan sampai terkurung di tempat mengerikan ini seumur hidup."Natalie melihat kertas yang sudah menguning. Matanya memerah. Dia yang terharu membalas, "Guru, terima kasih! Kalau aku beruntung bisa kabur, aku pasti suruh orang selamatkan kamu!"Alexa melambaikan tangannya. Dia