Stanley mengenakan sweater turtle neck berwarna abu-abu tua. Seluruh dirinya tampak dingin dan menjaga jarak. Tatapannya menyapu ruang tamu, hingga akhirnya berhenti pada sosok Adeline.“Kau baik-baik saja?” Ia melangkah mendekatinya.Adeline mengangkat wajah, ekspresinya datar. “Aku tak apa-apa, terima kasih atas perhatian, Kak.”Satu sebutan kakak seakan kembali menegaskan hubungan mereka, sekaligus menambah jarak yang memisahkan.Jari-jari Stanley bergerak pelan, seolah ingin menyentuhnya, namun pada akhirnya ia menahan diri. “Kalau kau butuh bantuan apa pun...”“Tak perlu,” Adeline langsung memotong, “Leo akan mengurus semuanya.”Ucapan itu adalah pengingat, sekaligus penegasan bahwa ia sudah punya suami.“Ya, Leo pasti akan menanganinya dengan baik,” nada suara Stanley mengandung kesepian yang tak bisa ia sembunyikan.Tak jauh dari situ, Leo melihat jelas interaksi itu. Ia segera melangkah mendekat, merangkul pinggang Adeline dengan alami, menariknya lebih rapat ke dalam pelukan.
Read more