Para perawat segera menyuntikkan obat penenang padanya.Sebelum obat bereaksi, Valencia sempat mengerang satu kalimat terakhir, "Kalian tunggu saja... Adeline akan mati lebih mengenaskan seribu kali, sepuluh ribu kali daripada aku..."Pintu ambulans tertutup berat, suara sirene yang menusuk semakin menjauh.Felix Galvin berdiri di ruang tamu yang kosong, di kakinya berserakan pecahan kaca dan tumpahan anggur merah, tampak seperti sisa-sisa medan perang yang kejam.Departemen Psikiatri, Rumah Sakit Tadika Medika.Tim medis baru saja selesai memeriksa dan pergi, kamar perawatan sunyi senyap.Di ranjang, Valencia tiba-tiba membuka mata, tak ada lagi sisa-sisa kegilaan yang tadi tampak.Dengan cekatan ia mengeluarkan sebuah ponsel mini dari kantong baju rumah sakit, lalu cepat mengarang pesan singkat. [Berhasil lolos dari kecurigaan, semua berjalan sesuai rencana, jangan biarkan Adeline bahagia, biarkan dia kelaparan sampai hampir mati dulu.]Pesan terkirim. Ia menghapus jejaknya, menyembu
Read more