Kata-kata itu belum sepenuhnya selesai diucapkan, pintu mobil tiba-tiba ditarik dari luar. Ken entah sejak kapan sudah berdiri di sana, wajahnya kelam menatap ke dalam.“Kakek, apa yang sedang Anda lakukan?”Sang Kakek jelas tak menyangka dia akan muncul tiba-tiba, wajahnya sedikit berubah, “Kenapa kau ada di sini?”Ken tidak menjawab, matanya langsung jatuh pada Adeline. Melihat ekspresinya tetap tenang, ia baru sedikit lega. Lalu suaranya dingin, tegas, “Adeline adalah orang yang aku rekrut sendiri, Anda tidak berhak ikut campur.”Kakek mendengus marah hingga terbahak sinis. “Bagus, sekarang demi seorang perempuan kau bahkan berani membangkang pada kakekmu sendiri?!”Wajah Ken tetap tanpa emosi. “Urusan perusahaan, saya yang memutuskan.”Kakek seketika murka, wajahnya menghitam. Sekitar mereka, sudah ada cukup banyak karyawan yang pulang kerja berhenti menonton, bisik-bisik bermunculan.Adeline berdiri di sisi, tenang, seakan semua pertengkaran ini sama sekali tak ada hubungannya den
Baca selengkapnya