Arka tiba di Jakarta saat fajar menyapa. Apartemennya yang sunyi tak memanggilnya pulang. Ia memilih kantor, tempat kekosongan hatinya tersamarkan oleh tumpukan pekerjaan. Perjalanan panjang dari Garut tak membuatnya lelah—malah mengasah pikirannya. Keputusasaan yang sempat menggerogotinya mengeras menjadi tekad dingin, namun membara di sudut hatinya.Di kamar mandi pribadinya, air panas membilas sisa keraguan. Ia mengenakan setelan jas baru, menjelma kembali menjadi Arka Arroihan—CEO yang tak kenal ampun, siap melangkah ke medan perang. Dari balik kaca ruangannya, Jakarta terbentang bagai papan catur. Ia telah memilih langkah pertamanya.Pagi itu, ia menghabiskan waktu dengan panggilan singkat. Kepada Seno, kepala keamanannya. Kepada pengacaranya. Kepada tim investigasi swasta yang setia menjalankan perintahnya. Instruksinya pendek, tegas, tak bisa ditawar. Setiap pion diatur dengan cermat, menanti pembukaan permainan.Pukul sepuluh, ia memanggil sekretarisnya.“Sinta, atur pertemuan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-02 Baca selengkapnya