Syukuran kecil itu berakhir saat senja mulai turun. Para tetangga dan kerabat telah pulang, meninggalkan rumah kecil Alya yang kini terasa hangat dan penuh dengan sisa-sisa kebahagiaan. Aroma masakan Bu Aminah masih tercium, bercampur dengan wangi bunga melati dari hiasan pelaminan.Di beranda belakang, empat orang duduk menikmati teh hangat sambil menatap langit Garut yang mulai dihiasi bintang. Alya, Arka, Bu Aminah, dan Nindya. Keheningan di antara mereka adalah keheningan yang nyaman, diisi oleh rasa lelah dan kelegaan.“Gila, gue nggak pernah lihat Pak Darto makan tumpeng sebanyak tadi,” celetuk Nindya, memecah keheningan dan membuat semua orang tertawa. “Kayaknya dia seneng banget akhirnya Alya ada yang punya.”“Bukan cuma Pak Darto, seisi kampung juga ikut senang,” sahut Bu Aminah sambil tersenyum. Matanya menatap Alya dan Arka bergantian. “Jaga putri Ibu baik-baik, Nak Arka.”“Pasti, Bu,” jawab Arka mantap, tangannya tanpa sadar terulur dan menggenggam tangan Alya di atas meja
Last Updated : 2025-08-05 Read more