Keheningan yang mengikuti pengakuan Arka terasa lebih memekakkan daripada teriakan mana pun. Alya menatap pria di hadapannya, mencoba mencari jejak kebohongan di matanya, tapi yang ia temukan hanyalah badai keputusasaan yang sama dengan yang ia rasakan.Lalu, sebuah suara keluar dari bibir Alya. Bukan teriakan. Bukan isak tangis. Melainkan sebuah tawa. Tawa singkat, kering, dan penuh dengan kepahitan yang menusuk.“Hamil?” ulangnya, seolah baru saja mendengar lelucon paling kejam di dunia. “Dia… juga hamil?”Lucu sekali, batin Alya histeris. Benar-benar lelucon terbaik yang pernah kudengar. Setelah semua yang terjadi, setelah semua rasa sakit, setelah aku mulai berharap sedikit saja, Tuhan memberiku hadiah? Bukan. Ini bukan hadiah. Ini hukuman. Hukuman paling kejam. Wanita itu, wanita sempurna itu, juga hamil. Tentu saja. Kenapa aku begitu bodoh berpikir aku bisa menjadi satu-satunya?Amarah dingin mulai menjalari hatinya, mengalahkan rasa sakit. “Jadi… selama ini aku ini apa, Pak?” t
Huling Na-update : 2025-07-24 Magbasa pa