All Chapters of Pengantin Pengganti Tuan Gabriel: Chapter 31 - Chapter 40

Evelyn tidak pernah sekalipun masuk ke dalam ruang kerja Gabriel meski tahu di mana letak ruang kerja pria itu. Itu bahkan merupakan pertama kalinya dirinya datang ke sana dan mengetuk pintunya.Setelah cukup lama berganti pakaian karena sibuk memilih pakaian yang cocok untuknya, Evelyn mendatangi Gabriel sesuai perkataan pria itu.Pintu yang ada di hadapannya itu dengan cepat terbuka. Langsung memperlihatkan Gabriel. Pria itu sepertinya tidak perlu mengganti pakaian. Sejak Evelyn melihatnya tadi di halaman belakang, dia sudah rapi. Mengenakan celana panjang dengan kemeja yang digulung sampai lengan. Casual, tapi tetap terlihat rapi."Jadi kau sudah siap?" Gabriel bertanya. Evelyn pun menganggukkan kepalanya."Oke, kalau begitu aku akan mengambil kunci mobil dan ponselku di kamar. Apa kau sudah mengambil semua barang yang kau perlukan untuk dibawa?"Evelyn menganggukkan kepalanya lagi. "Aku hanya perlu membawa tas dan ponselku saja. Tidak ada hal lainnya yang perlu dibawa.""Baiklah."

Evelyn tidak tahu, atau dirinya baru tahu, bahwa ternyata sejatinya sebuah pelukan bisa sehangat itu. Evelyn lupa kapan terakhir kali jadinya mendapatkan pelukan dari seseorang. Mungkin sudah lama sekali. Tapi yang pasti, itu tidak pernah datang dari kedua orang tuanya.Itu hanya sebuah pelukan kecil, hanya sebuah gerakan kecil di mana seseorang menarikmu ke dalam tubuh mereka. Tapi bagaimana bisa hal kecil itu membuat Evelyn merasa sangat hangat? Membuat dadanya penuh dengan rasa senang. Apa karena dirinya tidak pernah mendapatkan hal itu?Kedua matanya tanpa sadar berkaca-kaca begitu saja. Evelyn menyukai ketika nenek Gabriel mengusap rambutnya penuh kelembutan, membawanya untuk dipeluk lebih dekat lagi. Seolah-olah dirinya adalah cucunya juga. Padahal wanita itu baru bertemu dengannya, tapi dia sudah memberikan kehangatan sebanyak itu.Perasaan emosional itu tidak bisa dikontrol. Membuat nenek Gabriel terkejut ketika dia melepaskan pelukannya dari Evelyn."Oh, Sayang. Kenapa kamu m

"Kau tahu? Gabriel itu selalu lebih menyukai kuda daripada manusia mana pun di dunia ini." Nenek Gabriel berbicara.Saat itu Evelyn dan nenek Gabriel sedang duduk di teras depan rumah. Memperhatikan Gabriel yang sibuk berkuda. Mengelilingi rumah ke sana ke mari. Evelyn memutuskan masuk lagi setelah Gabriel pergi meninggalkannya di belakang dan dirinya menghampiri nenek Gabriel yang berada di depan rumah. Pembicaraan itulah yang dimulai oleh nenek Gabriel saat dirinya berdiri di samping kursi roda nenek Gabriel."Dulu dia paling tidak mau pergi ke kota. Sejak kecil waktu yang dihabiskannya hanyalah di rumah ini. Dia terus-terusan bermain dengan kudanya. Bahkan tidak peduli dengan teman-temannya.""Oh, benarkah?" Evelyn bertanya tidak percaya."Ya, tentu saja. Ada 24 jam waktu dalam sehari dan dia bisa menghabiskan sebagiannya untuk bermain dengan kuda. Kalau saja aku memberinya ranjang di kandang, aku yakin dia akan dengan senang hati tidur bersama kuda-kudanya."Evelyn langsung terta

Itu adalah kedua kalinya Evelyn datang ke kantor Gabriel. Yang pertama ketika dirinya pertama kali menemui pria itu dengan membawa kartu nama yang diberikan oleh Gabriel. Evelyn bahkan tidak mengenal nama Gabriel saat itu. Tapi sekarang dirinya datang sebagai seorang istri. Membawa tentengan yang merupakan makan siang Gabriel. Sebenarnya bagaimana takdir bisa bekerja selucu itu? Evelyn tidak mengerti kenapa bisa gedung sangat besar di hadapannya ini, yang bahkan tidak pernah niat dimasuki olehnya, tapi sekarang dirinya malah datang ke sana sebagai istri dari pemilik gedung. Walaupun alurnya mungkin tidak semanis itu, tapi tetap saja rasanya aneh. Semua orang yang sebelumnya menatapnya kebingungan karena dirinya hanyalah orang asing, sekarang mereka menatapnya penuh kesopanan. Mereka membungkuk, tersenyum, dan berlalu dengan sopan. Setelah disambut hangat oleh petugas keamanan di depan pintu dan melihat beberapa karyawan di bagian lantai dasar, Evelyn langsung berjalan menuju meja

Gabriel tidak pernah menduganya, bahwa ternyata mendengar Evelyn menangis akan terasa begitu menyakitkan untuknya. Semakin tangisan itu terdengar kuat, semakin Gabriel menarik tubuh itu lebih dalam ke pelukannya.Ternyata semuanya sudah melebihi batas pada kesepakatan. Gabriel menyadarinya.Demi Tuhan, kalian harus tahu betapa leganya Gabriel ketika mendengar dari pelayannya bahwa Evelyn ada di rumah. Bahwa gadis itu jelas tidak pergi ke mana-mana setelah mengantarkan makanan untuknya. Padahal sebelumnya dirinya sudah cemas bukan main selama perjalanan. Khawatir tidak akan menemukan Evelyn di rumahnya. Dia bisa saja pergi karena merasa kecewa. Mungkin tidak merasa pantas untuk berada di sana.Tapi syukurlah Evelyn tidak ke mana-mana.Yang paling pertama bergerak melepaskan pelukan adalah Evelyn. "Apa kau menciumku sambil memikirkan wanita itu?" Evelyn bertanya dengan wajah cemberut dan Gabriel pun langsung tertawa terbahak-bahak. Buru-buru menarik lagi Evelyn ke dalam pelukannya sambi