“Ja-jangan bercanda," sahut Sherin dengan ketus, pura-pura kesal demi menutupi kegugupannya. "Awas kalau nanti aku dengar kamu merengek kehabisan uang, ya. Aku tidak mau menggantinya!"Melihat rona merah di pipi istrinya, Arnold tidak menahan tawa. Dengan nada menggoda, ia membalas, “Aku tidak bercanda. Demi kamu, gunung emas pun akan aku gali kalau bisa membahagiakanmu, Sayang.”Sherin mendecakkan lidahnya, lalu mencibir, "Jangan mengkhayal. Gunung emas mana yang mau kamu gali, huh?"Ingin rasanya ia mengomeli pria itu agar sadar diri karena percaya dirinya terlalu berlebihan. Akan tetapi, Sherin tidak dapat memungkiri bahwa di lubuk hati terdalamnya, ia merasa senang.Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang menempatkan kebahagiaannya sebagai prioritas, meski hanya dalam gurauan belaka, pikirnya.Namun, di balik itu semua, kecurigaannya terhadap Arnold justru kembali tumbuh. Ia tahu posisi pekerjaan dan penghasilan Arnold tidaklah kecil, tetapi tetap saja ada sesuatu yang terasa jan
Terakhir Diperbarui : 2025-12-07 Baca selengkapnya