Jantungku berdentum keras, seolah memprotes kebingungan yang masih menguasai diriku. Jarak di antara kami menipis drastis, membiarkan hasrat yang selama ini terpendam menguar perlahan. "Liv...," aku memulai, tapi kata-kataku tertahan di tenggorokan. Kehadirannya yang begitu dekat, aroma tubuhnya yang memabukkan, membungkam semua keraguan.Senyum tipis kembali menghiasi bibirnya. Jemarinya membelai pipiku dengan lembut, menyulut kekacauan di benakku. Lalu, dengan gerakan perlahan namun pasti, bibirnya yang lembut dan sedikit basah mengecup pipiku. Kehangatannya menjalar, seolah sengaja membakar setiap sel dalam tubuhku. Ia merapatkan wajahku di antara dadanya yang lembut dan penuh, dengan lembut, membiarkan kehangatan tubuhnya melingkupiku. Sensasi ini adalah campuran antara dosa dan keinginan yang tak tertahankan.“Sekarang kamu harus istirahat, Kai,&rdqu
Terakhir Diperbarui : 2025-07-18 Baca selengkapnya