Share

Bab 50

Author: kodav
last update Huling Na-update: 2025-07-22 11:00:04

Livia menggelengkan kepala sambil menyeringai. “Ngapain aku ingetin? Aku baru selesai datang bulan dua hari yang lalu.”

Tingkahnya kali ini membuatku gemas. Aku memutar mata sejenak, lalu menatapnya dengan senyum penuh arti. “Vi, kamu ini ya…” Dengan nada setengah menggoda, aku segera meraih tubuhnya yang mung

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 56

    Rahasia itu—momen terlarang di kantorku bersama Fiona—masih menjadi kartu truf di tangannya. Tapi aku tidak mau kalah begitu saja, tidak di hadapan wanita ini. Harga diriku sebagai seorang pria memberontak. Aku menyunggingkan senyum kecil, senyum yang dipaksakan namun berusaha terlihat percaya diri. Aku mencoba membalik situasi, bermain api dengannya.“Terus terang, aku nggak takut, Mbak,” balasku dengan nada santai, meski ada sedikit rasa gugup yang kututupi dengan baik. Aku berusaha menatap matanya tanpa gentar, menantangnya secara halus. “Aku sudah pasrah, Mbak. Pasrah diapain aja sama Mbak.” Aku menatapnya dengan ekspresi setengah menggoda, setengah menantang, berharap dia terpancing dengan keberanian palsuku ini.Mulutnya terbuka sedikit, terkejut dengan respons yang mungkin tidak dia duga. Kemudian, Narnia terkekeh keci

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 55

    Pak Desmond melirikku sekilas sambil tetap memainkan ponsel di tangannya. “Hmm… apa itu, Kai?” tanyanya tanpa menoleh.Aku melirik Narnia, yang kini berdiri di sudut ruangan, bersandar di meja kecil sambil melipat kedua tangannya. Senyum tipis menghiasi wajahnya, dan aku bisa melihat dari matanya bahwa dia sedang memperhatikan dengan seksama, meskipun dia berusaha terlihat santai.“Papa dulu apa sering ke panti asuhan tempat saya dibesarkan? Maksud saya, apakah Papa pernah terlibat sebagai donatur, atau ada kaitan lain?” tanyaku, mencoba menyusun kata sehalus mungkin.Pak Desmond seketika melirikku. Gerakannya perlahan, seperti sedang mempertimbangkan sesuatu. Dia kembali menunduk ke arah ponselnya, namun aku bisa melihat ekspresinya berubah sedikit. Raut wajahnya menunjukkan keraguan

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 54

    Aku menghela napas pendek sebelum membalas. “Urusan kerjaan, Fi. Sebentar aku ke ruangan kamu.”

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 53

    “Cukup,” ucapku, suaraku rendah namun terdengar jelas di seluruh ruangan. “Saya paham semua kekhawatiran Anda, dan saya tidak akan menyangkal bahwa kita menghadapi risiko besar. Tapi saya ingin kita semua kembali pada fakta utama di sini. Formula Omega-3 mereka sudah bocor. Kita kalah satu langkah. Jika kita tidak segera meluncurkan FA-15, kita tidak hanya kalah di pasar, tapi juga kehilangan kepercayaan konsumen.”

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 52

    Aku membuka pintu ruangan meeting dengan tegas, ruangan meeting yang minimalis modern dengan sentuhan kayu di dinding dan lampu gantung yang memberikan pencahayaan hangat, kini terasa dingin oleh ketegangan yang memenuhi udara. Meja besar berbentuk persegi panjang, cukup panjang untuk menampung banyak orang, dan beberapa direksi yang hadir mendominasi ruangan meeting itu. Di ujung meja, Pak Desmond duduk di kursi CEO-nya dengan wajah serius. Tangannya bertumpu di dagu, tatapannya tajam, dan alisnya berkerut. Di sekelilingnya, delapan direksi lainnya tampak sibuk berdiskusi—atau lebih tepatnya, berdebat sengit.Begitu aku melangkah masuk, suara mereka mereda. Semua kepala menoleh ke arahku, tatapan mereka seperti tombak yang dilemparkan langsung ke dadaku.“Siang semua. Maaf saya baru bisa hadir,” kataku, mencoba menjaga nada t

  • Gairah Liar Perselingkuhan   Bab 51

    Dia mengangguk cepat, matanya terpejam menikmati setiap gesekan. "Banget, Kai… jangan berhenti…"Aku mempercepat gerakanku lagi, kali ini dengan ritme yang lebih lambat tapi lebih dalam. Aku bisa merasakan setiap inci kejantananku memenuhi lubang kenikmatannya, menggesek setiap titik sensitif di dalam lubangnya. Erangan Livia kembali terdengar, kali ini lebih dalam dan lebih berat."Kai… ahhh… itu… di situ…" desahnya sambil menggerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.Aku tahu titik mana yang dimaksudnya. Aku fokus menyerang titik itu, memompa lebih keras dan lebih dalam di sana. Livia menjerit lagi, tubuhnya menegang, tapi kali ini bukan orgasme. Kali ini, dia hanya menahan napas, menikmati setiap tusukan yang tepat sasaran.Aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status