Meskipun Brielle tahu undangannya barusan terdengar sekadar basa-basi, mata Niro tetap saja berbinar. "Benarkah nggak merepotkan?" tanyanya hati-hati."Nggak sama sekali, Pak Niro. Semua bahan sudah saya beli, tinggal tambah sedikit nasi saja," sahut Lastri sambil tersenyum ramah.Sudut bibir Niro sedikit terangkat. "Kalau begitu, terima kasih atas jamuannya."Brielle menoleh pada Lastri. "Bi Lastri, tolong masak lebih banyak, ya. Syahira dan Anya nanti makan di rumah juga.""Baik, Nyonya," jawab Lastri lalu pergi ke dapur.Brielle mengambil ponsel. "Aku telepon dulu."Dia menelepon Syahira dari halaman, meminta agar segera membawa Anya pulang. Di seberang sana, Syahira tertawa. "Muka Raka tadi sampai biru nggak?""Nanti kalau kamu sudah sampai sini, aku ceritakan," jawab Brielle datar.Lima belas menit kemudian, Syahira datang sambil menggandeng Anya. Begitu masuk rumah dan melihat ada seorang pria asing, Anya langsung bersembunyi di belakang ibunya, hanya menyembulkan kepala kecilnya
Read more