All Chapters of Liontin Pemikat Hasrat: Chapter 71 - Chapter 80

Kakek Pram menyambut gembira kedatangan Aizar, demikian pula para staf yang lain ikut menyapanya. Kemudian, Aizar ikut dilibatkan untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi perusahaan.“Setelah dilakukan survey pasar, terdapat beberapa produk lokal yang meniru barang elektronik dari perusahaan kita. Coba lihat ketiga rice cooker ini? Bentuknya serupa dengan rice cooker milik kita, tapi harga jualnya jauh lebih murah dari harga jual produk kita, mengakibatkan penjualannya menurun drastis. Coba aku ingin dengar dari kamu Aizar, upaya apa yang harus kita lakukan?” ucap Kakek Pram meminta pendapat Aizar.“Hari ini, baru saja aku belajar tentang pentingnya produk knowledge untuk memberitahu keunggulan dari produk yang kita hasilkan, salah satunya melalui media massa. Pada iklan tersebut konsumen harus tahu keunggulan produk kita dibanding produk laik yang harganya murah dengan kualitas murahan. Satu lagi, kita harus terus mengimprovisasi produk kita dengan berbagai fungsi dan

Setelah menemani Selina makan siang, kemudian mengantarnya kembali ke tempat kerjanya, Aizar memutuskan untuk singgah ke pabrik Shine. Saat melewati pos penjaga, kedua sekuriti yang pernah berbuat masalah, menyapa padanya dengan hormat.“Bagaimana keamanan pabrik, apa ada sembarang masalah?” tanya Aizar sekadar memastikan. “Ti-tidak, Pak..., semuanya dalam keadaan aman,” jelas sekuriti bertubuh gempal.“Bagaimana pengamanan pada malam hari? Berapa orang yang berjaga?” tanya Aizar lagi.“Kalau malam hari hanya setengah dari siang hari, Pak,” jelas sekuriti yang bertubuh jangkung.“Mengapa bisa begitu? Bukankah malam hari justru pengawasan keamanan perlu lebih ditingkatkan, karena tindak kejahatan lebih memungkinkan terjadi pada malam hari,” tegas Aizar. “Aku minta mulai besok, penjaga siang dan malam harus sama banyak, aku tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada malam hari,” tambah Aizar menegaskan.Kedua sekuriti itu pun mengiyakan ucapan Aizar dan berjanji akan segera m

Siang menjelang sore itu Aizar memutuskan untuk pergi meninggalkan kantor, ia berencana menjenguk Irene.“Kita kemana, Tuan?” tanya Kang Kamal saat Aizar baru saja masuk ke dalam mobil.“Antar aku ke rumah sakit, Kang, aku ingin menjenguk teman,” jawab Aizar yang duduk bersandar di kursi belakang. Kang Kamal pun mulai memandu mobil keluar kawasan kantor Shine Group menuju ke rumah sakit.“Rupanya apa yang Kang Kamal ucapkan ada benarnya juga, aku baru saja membuktikan kalau Pak Sony dan Debby sedang berencana menyingkirkan aku,” ucap Aizar memulai obrolan pada supir pribadinya.“Kalau begitu, Tuan harus menghindari mereka berdua, jangan sampai ada kesempatan mereka melakukan niat jahatnya pada Tuan,” ujar Kang Kamal mengingatkan.“Tapi itu tidak mudah Kang, karena sebagai keluarga yang tinggal satu atap, sudah pasti akan saling berhubungan. Selain itu aku juga tidak mau membuat mamaku kecewa jika dia tahu aku memusuhi suami dan anaknya. Itu sangat tidak mungkin aku lakukan,” ungkap Ai

Aizar masih berdiri memejamkan mata di parkiran yang masih kosong itu, Kang Kamal sejak tadi berdiri agak menjauh sambil memerhatikan gelagat tuannya. Beberapa orang yang berjalan kaki melewati tempat itu tampak heran melihat ke arah Aizar. Sampai akhirnya, tiba-tiba terdengar suara klakson yang nyaring dari sebuah mobil yang datang. Rupanya mobil itu hendak diparkirkan oleh tuannya di tempat Aizar saat ini sedang berdiri, sehingga membuat Aizar terperanjat, dan konsentrasinya buyar seketika. Detik itu juga, Aizar membuka kedua mata, sehingga harapannya untuk bisa melihat dengan jelas kedua wajah lelaki itu musnah Tapi, setidaknya saat itu Aizar merasa yakin kalau adiknya tidak terlibat dalam kejadian yang menyebabkan Irene dan sepupunya celaka.“Pak, bisa minggir, nggak... aku mau parkir di sini,” ucap seorang wanita berkacamata pemilik mobil itu sambil menyembulkan kepalanya dari balik jendela mobil.Aizar pun bergeser ke samping kanan mendekati mobilnya, sambil memberi isyarat pad

Sony tampak tak puas hati mendengar Aizar membuat pengaduan tidak baik mengenai sepupunya pada Kek Pram. Detik itu ia semakin menganggap Aizar sebagai ancaman untuk keberadaannya di dalam keluarga Prambudi. Ia langsung berpikir, bisa-bisa ke depannya ia yang akan diadukan tidak baik pada mertuanya.“Awas kamu anak kampung, cara apa pun akan aku lakukan agar bisa melenyapkan kamu dari rumah ini. Tempatmu bukan di sini. Lebih baik kamu balik ke pedalaman saja sana!” batin Sony sambil menunduk pura-pura menikmati makan malamnya.Cempaka pun menyadari gelagat Sony saat melihat wajah suaminya langsung menegang saat Aizar menyebutkan nama Purnama, tapi ia memilih diam.Setelah selesai makan malam, seperti rencananya Aizar pamit pada mamanya yang sedang duduk santai menonton TV bersama Sony di ruang keluarga.“Jangan pulang terlalu malam ya, Nak...” ucap Cempaka mengingatkan sebelum Aizar keluar rumah. Mengetahui Aizar telah pergi, Sony segera beranjak dari duduknya menuju meja telepon di