All Chapters of Liontin Pemikat Hasrat: Chapter 81 - Chapter 90

“Hai, Miss...” ucap Aizar menyapa Miss Clara.“Hai... siapa ya?” balas Miss Clara sambil memandang seksama ke arah Aizar yang tidak dikenalinya karena ia memakai pakaian yang digunakannya untuk menyamar.Aizar pun membuka kacamata hitamnya, barulah Miss Clara mengenali dirinya.“Ya ampun, Aizar... aku pikir kamu siapa? Mengapa kamu berpakaian aneh seperti ini?” ujar Miss Clara merasa heran.“Aku sedang dalam masalah, Miss, nanti aku ceritakan. Sekarang sebaiknya ayo kita segera pergi meninggalkan tempat ini,” jelas Aizar dengan wajah cemas. Miss Clara pun tanpa bertanya apa-apa lagi menuruti keinginan Aizar, termasuk saat Aizar meminta gadis itu berjalan berdekatan sambil memegang lengan kirinya.Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan, Aizar terus berjalan mengikuti langkah Miss Clara menuju ke mobilnya yang diparkir di area parkir di depan toserba. Setelah masuk ke dalam mobil, barulah Aizar merasa lega sambil mengembuskan napas yang sempat tertahan.Miss Clara yang memandu mobil tampa

“Seorang lelaki hebat, dia harus bisa membahagiakan pasangannya. Demikian pula kamu, Aizar, kamu harus memiliki pengetahuan tentang hal itu. Makanya aku ingin memberikan pelajaran tambahan ini padamu. Apa kamu tertarik?” ucap Miss Clara memulai kembali obrolannya bersama Aizar di dalam apartemen.“Aku sudah sampai di sini, tentu saja aku ingin mengetahuinya,” balas Aizar tampak penuh semangat, lalu ia menyeruput kopi panas di hadapannya.Miss Clara kemudian berdiri di hadapan Aizar yang masih duduk di atas kursi. Lalu ia membuka blouse tanpa lengan yang dipakainya hingga bagian dadanya tampak jelas.“Kalau kamu ingin membahagiakan wanita, pertama kamu harus mau berlama-lama menyentuh ini, baik dengan tangan atau mulutmu,” ucap Miss Clara sambil menunjuk ke arah dadanya yang cukup besar itu. “Wanita lebih suka lelaki mencium ini, ketimbang dia mencium bibir. Jadi, jika kamu berhubungan dengan pasanganmu, lakukan seperti yang aku katakan,” tambahnya mengingatkan Aizar.Aizar tampak meng

“Maaf, Miss... sepertinya aku pulang saja,” ucap Aizar sambil mengerutkan wajah menatap Miss Clara yang berdiri persis di hadapannya.“Lho, kenapa? Bukankah tadi kamu begitu bersemangat ingin mempraktikan pembelajaran kita malam ini?” tanya Miss Clara menegasi.“Aku... aku...,” ucap Aizar terbata karena merasa serba salah untuk menjelaskannya.“Katakan saja, tidak perlu ragu,” tegas Clara sambil menatap ke dalaman mata Aizar.“Tidakkah kamu merasa bersalah pada kekasihmu?” tanya Aizar menegasi.“Oh, itu masalahnya? Baiklah, akan aku jelaskan padamu,” ucap Miss Clara sambil mengangguk menatap wajah Aizar. Miss Clara pun menjelaskan kalau dia dan kekasihnya sudah berkomitmen untuk bebas berhubungan dengan siapa pun sebelum mereka berdua menikah, karena keduanya sering kali berpisah dalam kurun lama jika sang kekasih kembali ke negara asalnya.“Cinta di hati seseorang pada kekasihnya tidak akan mudah luntur begitu saja, walaupun dia bersenang-senang dengan orang lain. Aku dan kekasihku

Setelah selesai membahas mengenai orang yang mengintai dirinya dengan Kang Kamal, Aizar bergegas masuk ke dalam rumah. Tampak seiri rumah telah sepi, beberapa lampu di dalam rumah juga sudah dimatikan. Pintu kamar mamanya juga sudah tertutup rapat. Pasti semua orang di dalam rumah itu sudah terlelap di dalam mimpi, pikir Aizar.Aizar pun mulai merasakan tubuhnya terasa sangat lelah. Terlebih lagi ia habis menguras tenaga di dalam apartemen bersama Clara, sehingga yang dibutuhkannya saat ini adalah tertidur puas-puas hingga besok pagi terjaga untuk menjalankan rutinitasnya yang mulai padat meskipun ia belum dilantik sebagai Presiden Direktur Shine Group.Setelah masuk ke dalam kamar tidur, Aizar lantas melepaskan pakaian, lalu berbaring di atas tempat tidur sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Sebelum memajamkan mata, ia melamun menatap langit-langit kamar. Detik itu, ia merasa dirinya sangat sunyi dan kosong.Dalam rasa kantuk yang mulai menyerang dirinya, dalam benak Aizar tiba-t

Bu Sonia mengajak Aizar dan Furi duduk-duduk di taman sekolah yang dinaungi pohon-pohon rindang. Ia mengajak keduanya untuk ngobrol santar seputar perkembangan pendidikan untuk anak dan pentingnya peran orang tua sebagai pendamping putra putri mereka yang mulai mengenal dunia luar. Sesekali ia pun mencandai Aizar dan Furi agar segera menikah agar tahu rasanya memiliki anak, katanya itu adalah kebahagiaan yang tak ternilai.“Anak? Aku saja masih single, Bu, pacar saja belum punya,” tegas Aizar membalas ucapan Bu Sonia.“Coba Nak Furi belum punya calon, sepertinya akan cocok dengan Nak Aizar, kan?” ungkap Bu Sonia membuat Aizar cukup terkejut mengetahui kenyataan yang barusan didengarnya. “Aizar itu hanya merendah, Bu. Dia itu berasal dari keluarga konglomerat kelas atas, sudah pasti bisa dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang diinginkannya,” ujar Furi sambil tersenyum.“Oh iya, baru Ibu ingat kalau kamu itu cucu konglomerat kaya Prambudi pemilik Shine Group. Beruntunglah wanit