Suasana kantor sore itu terasa berat. Langit Jakarta menggelayut mendung, menyaring cahaya matahari hingga pucat.Di balik kaca besar ruangannya, Darian duduk menekuri berkas-berkas yang menumpuk. Puluhan dokumen menunggu tanda tangannya, pesan masuk di ponsel terus berbunyi, sementara layar laptop menampilkan daftar rapat yang molor sejak pagi.Sejak asisten pribadinya dipecat dua minggu lalu, ia mengurus semua sendiri. Jadwal rapat, surat-menyurat dengan klien, hingga menyusun agenda harian.Pekerjaan yang biasanya dibagi dua kini menumpuk di satu meja. Lengan kemeja sudah ia gulung sampai siku, dasi dilonggarkan, rambut sedikit awut karena berkali-kali ia mengusap dahi untuk mengusir kantuk.Sebuah dokumen kontrak ia teliti kembali, matanya menelusuri setiap pasal. Pena di tangannya berhenti sejenak. Ia menarik napas panjang, merenggangkan leher, lalu kembali menunduk. Jam dinding menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh, tetapi tumpukan berkas masih se
Last Updated : 2025-09-21 Read more