Langit kelabu, awan menggantung berat seakan ikut berduka. Hujan rintik turun sejak pagi, membuat tanah pemakaman becek, bau tanah basah bercampur dengan aroma dupa dan bunga melati.Tavira berdiri di depan liang lahat, tubuhnya kaku meski tangan gemetar. Matanya sembab, sudah terlalu banyak menangis sejak malam. Kini, air mata terasa habis, hanya menyisakan kehampaan yang menganga.Di hadapannya, petugas perlahan menurunkan jenazah Mama ke dalam liang. Taburan bunga jatuh bersamaan dengan tanah yang mulai menutup. Suara gumpalan tanah menghantam jenazah membuat jantung Tavira terhimpit.Ini nyata. Mama benar-benar pergi. Selamanya.Kakinya terasa goyah, seperti kehilangan penopang. Andai saja Mama masih hidup, Tavira ingin berlari memeluknya, ingin mendengar suaranya lagi. Tapi yang tersisa kini hanya diam, kepergian yang tak bisa ditawar.Di sebelahnya, beberapa kerabat keluarga ikut menundukkan kepala. Ada teman-temannya, lengkap. Mengelilingi T
Last Updated : 2025-09-30 Read more