“Ayo kita mundur!” pangeran Arundia berseru memberi perintah, membuat jutaan siluman, mahluk lelembut, para pendekar, dan bangsa Anjing Cabar serentak bergerak mengikutinya.“Kalian juga menjauhlah!” Lintang melirik ke arah kelompok Asgar yang masih berdiri di sana.“Baik ayah,” angguk Jinggo dan Anjeli secara bersamaan.“Sesuai perintah anda maha Raja,” Samhu membungkuk undur diri.“Guru,” Garu juga turut beranjak pergi.“Krrrrr!” Raja Kancradaka menggeram.“Aku tahu,” angguk Lintang menanggapi.“Kwii, Kwii,” Limo menyeringai.Namun setelah itu, dia dan Raja Kancradaka berlesatan mengejar rombongan pangeran Arundia.“Berhati-hatilah tuan,” Mayang menatap Lintang khawatir.“Tentu Mayang,” Lintang terseyum lembut.“Cih!” raut wajah Asgar sangat muram membuat Lintang menggeleng menahan tawa.Asgar sebetulnya ingin ikut bertempur, namun dia sadar, kemampuan siluman setengah ular di sana bukanlah tandingannya sehingga mau tidak mau Asgar terpaksa harus mundur.“Tengik sialan,” gumam Linta
Last Updated : 2025-12-07 Read more