Jannah terdiam, menggenggam ujung sweaternya erat. “Aku hanya ingin mencoba. Aku ingin menjadi sesuatu, atau menjadi berguna, setidaknya untuk diriku sendiri." Afgan menatapnya lama, lalu meneguk sisa minumannya dengan tenang. “Tunggulah,” katanya akhirnya, nada suaranya kini lebih datar. “Setelah satu tahun, dan si kecil bisa dilepas kepada pengasuh, aku akan merekomendasikanmu kepada temanku.”Jannah mengangkat pandangan, seolah ingin membantah, tapi ia urungkan. Ia tahu nada Afgan bukan untuk diperdebatkan.“Baik,” ujarnya akhirnya, pelan.“Bagus.” Afgan tersenyum kecil, kali ini lebih hangat, seolah ingin menenangkan suasana. Ia menatap bayi mereka sekali lagi dan menambahkan, “Kau tahu, Jannah, terkadang kebahagiaan tidak selalu datang dari kebebasan. Kadang, ia datang dari menerima bahwa seseorang ingin menjagamu.”Jannah terdiam dan kedua matanya menatap kosong m
Last Updated : 2025-11-04 Read more