Malam itu menjadi saksi bisu, ketika batas di antara keduanya perlahan menghilang. Ara menatap Aga dengan mata yang masih berkaca bukan karena air mata, melainkan karena perasaan campur aduk yang menyesakkan dada. Ada luka, ada kecewa, ada keraguan, namun di saat bersamaan, ada kehangatan dan keyakinan yang ditawarkan Aga.“Ara,” bisik Aga lembut, seolah meminta izin terakhir.‘’Euughh!’’ Ara hanya mengangguk pelan, bibirnya bergetar. “Aku, aku rela, Ga. Aku lelah terus merasa sendiri. Kalau Rafi bisa dengan Anna, kenapa aku tidak bisa memilih jalanku sendiri? Dan jalanku, aku pilih kamu.”‘’Kamu yakin?’’‘’Hemm, sentuh aku Ga! Berikan Kesan terindah untuk pertama kalinya padaku!’’Deg. Kata-kata itu menusuk dalam, membuat Aga tak lagi sanggup menahan dirinya. Ia mendekap Ara erat, seolah takut perempuan itu akan hilang. Ara membalas pelukan itu dengan pasrah, namun di balik pasrahnya, ada kerelaan.‘’Ahghhh!’’Malam itu, mereka akhirnya menyatu
Last Updated : 2025-08-24 Read more