Tok tok tok.."Masuk saja." Pinta Aryan. Tanpa rasa ragu, Kirana pun langsung masuk ke dalam ruangan Aryan. "Aryan.." panggil Wanita itu. Aryan pun langsung menoleh dan segera beranjak dari duduk nya karena merasa terkejut."Aryan, apa kabar." Sapa wanita sambil tersenyum ramah. "Baik." Balas Aryan dengan sedikit gugup. "Sudah lama kita tidak pernah bertemu, aku sangat merindukan kamu. Sepertinya kamu tidak banyak berubah ya sejak dulu, aku harap kamu masih seperti Aryan yang aku kenal." "Kapan kamu pulang ke Indonesia, bukankah kamu tinggal di luar negeri bersama suamimu itu." Ujar Aryan mengalihkan pembicaraan."Aku dan Marko sudah berpisah, itulah kenapa aku kembali ke Indonesia dan kamu adalah orang pertama yang aku temui, aku tidak bisa menahan diri lagi untuk segera bertemu dengan kamu." Sahut Kirana. "Kamu harus tahu Kirana, banyak perubahan yang terjadi dalam hidupku beberapa bulan ini." "Benarkah? Tapi aku tidak melihat perubahan itu, aku masih melihat cinta di mata k
Setelah selesai makan, Aluna dan Sintia pun langsung bergegas pergi dari sana. "Aluna terimakasih banyak ya untuk makan siang nya, dan juga untuk semua makanan ini. Aku memesan begitu banyak makanan untuk nanti malam, kamu tidak merasa keberatan kan." "Sama-sama Sintia, justru aku merasa senang sekali karena bisa mentraktir kamu hari ini. Kapan-kapan kita pergi lagi ya, selama tinggal di Jakarta aku jarang sekali berpergian jika bukan dengan suami dan mertuaku.""Ya tentu saja, weekend nanti aku akan berkunjung ke rumah kamu." Saat akan menyebrang jalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang hampir saja menabrak Sintia, namun dengan cepat Aluna menyelamatkan Sintia hingga dirinya yang terserempet mobil itu. "Aluna..." Teriak Sintia dengan ekspresi wajah yang panik. Semua orang disana pun mulai mengerubungi Aluna yang terjatuh di aspal dan mencoba membantu nya, sementara itu pengendara mobil yang merupakan seorang wanita itu justru pergi begitu saja dengan p
Sesampainya di kantor, Aluna pun dengan cepat pergi menuju ruangan suaminya. Namun langkah nya terhenti saat Miko menghalangi jalan nya. "Aluna, apa yang kamu lakukan disini? Kamu mau mengantarkan bekal makan siang untuk Aryan ya." Ujar Pria itu. "Bukan Mas, aku datang kesini untuk memberikan berkas ini pada Mas Aryan. Sepertinya tadi pagi Mas Aryan sangat buru-buru sekali, sampai berkas nya tertinggal dan aku rasa berkas ini sangat penting, jadi aku ingin mengantarkan nya. Ujar Aluna. "Boleh aku lihat berkas nya?" Pinta Miko.Tanpa ragu Aluna pun langsung memberikan berkas itu pada sahabat suaminya. "Ya ampun Aluna, untung saja kamu datang tepat waktu, berkas ini memang sangat penting sekali tapi saat ini Aryan sedang menerima tamu penting di ruangan nya, biar aku saja yang akan memberikan berkas ini langsung pada dia." Ujar Miko. "Iya Mas, tolong berikan berkas nya secapatnya pada Mas Aryan ya Mas. Kalau begitu aku akan langsung pulang saja." "Kenapa buru-buru, apa kamu tidak
"Kenapa kamu terlihat sangat terkejut seperti itu, bukankah seharusnya kamu merasa senang karena hal ini yang kamu inginkan sejak lama kan Mas." Ujar Mala."Tolong jangan seperti ini, Mala. Orang tua kamu pasti tidak akan suka jika kamu sampai pulang dan tinggal terpisah dengan aku, ini tidaklah baik untuk hubungan kita berdua." "Tentu saja mereka pasti tidak akan suka, dan itu bukan padaku tapi pada kamu Mas. Karena sejak awal kamu yang bermasalah dalam pernikahan ini, kamu yang tidak pernah bisa melupakan mantan pacarmu itu." Tanpa pikir panjang lagi, Mala pun langsung pergi ke kamar nya dan mengemasi semua pakaian nya itu. "Mala, tolong jangan lakukan ini. Berikan aku satu kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya, aku janji akan melupakan Aluna seumur hidupku, dan aku juga akan menyerahkan segalanya untuk kamu termasuk diriku sendiri dan cintaku." Ujar Zaki berusaha membujuk Mala. Namun ternyata hal itu tidaklah mempan, dan bisa membuat Mala luluh. Wanita itu tidak ingin mend
Sementara itu, terlihat Bu Rianti dan Pak Lukas sudah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. "Mah, apa semua barang-barang kita sudah siap? Pastikan tidak ada yang tertinggal ya." Ujar Pak Lukas. "Iya Pah, Papa tidak perlu khawatir semuanya sudah aman." Sahut Bu Rianti. "Kita belum mengatakan tentang hal ini pada Aryan maupun Aluna, mereka pasti akan sangat terkejut sekali saat tahu kita akan pergi." "Sebentar lagi mereka pasti akan turun, Mah. Kita akan langsung mengatakan pada mereka tentang keberangkatan kita yang mendadak ini." "Padahal Mama belum menjalankan rencana Mama itu loh Pah, tapi mau tidak mau Mama juga harus ikut pergi bersama Papa." "Tidak apa-apa Mah, kita juga perginya tidak akan lama. Setelah pulang nanti, Mama bisa menjalankan rencana Mama itu untuk menyatukan Aryan dan Aluna." Balas pria paruh baya itu.Benar saja, tak lama dari itu Aryan dan Aluna pun turun. Dan mereka di buat terkejut saat melihat kedua orang tuanya sudah siap untuk pergi. "Selamat pag
Setelah selesai berdansa, Aluna pun lebih memilih duduk bersama dan Sintia pun datang menghampiri nya. "Sintia, kamu habis dari mana saja? Sejak tadi aku mencari kamu." Ujar Aluna. "Aku habis dari toilet." Balas Sintia sedikit ketus. "Aluna, ayo kita pergi kesana sebentar lagi kita akan memotong kue, kamu harus berada disini Aryan dan mendampingi dia." "Iya baik Mah." Balas Aluna singkat. "Sintia, ayo kamu juga ikut dengan kami. Kamu salah satu karyawan terbaik di perusahaan ini, jadi kamu harus ikut merayakannya juga." "Hhmm iya Tante." Sahut Sintia merasa senang. Mereka pun beranjak dari duduk nya dan ikut bergabung bersama yang lain nya. Aryan pun mulai memotong kue nya, dan kue pertama diberikan pada kedua orang tuanya, lalu tak lupa dia pun memberikan potongan kue untuk istrinya. Semua orang bertepuk tangan dan mulai menikmati acara itu kembali. "Menyebalkan sekali, lihatlah si Aluna itu terlihat sangat bahagia saat Pak Aryan menyuapi nya." Gerutu Sintia tidak te