“Yessa!” suara Kaveer meninggi, tubuhnya refleks berdiri begitu cepat sampai kursi yang ia duduki terjungkal ke lantai, menimbulkan bunyi gebrakan keras. Beberapa temannya yang ada di ruangan sontak menoleh kaget, tapi Kaveer tak peduli. Pria itu terus melangkah meninggalkan ruangan disusul teman yang lain. “Kamu di mana sekarang? Masih di Singapura? Kapan pulang? Apa maksud kamu pergi tanpa bilang-bilang, hah? Kamu gugat cerai aku, iya? Katakan kalau itu cuma gertakan, Yessa!” suaranya dingin, menusuk, penuh desakan. Namun di seberang sana, Yessa sama sekali tidak menanggapi serbuan pertanyaan itu. Suaranya justru terdengar tenang, meski dingin. “Jangan lupa datang ke sidang pertama besok, di pengadilan.” Tanpa menunggu jawaban, Yessa langsung menutup sambungan. “Yessa! Jawab aku, kamu ada di mana sekarang?!” Kaveer meledak, menekan ulan
Terakhir Diperbarui : 2025-09-21 Baca selengkapnya