“Arby, kenapa kamu ke sini, Nak?” Isandro mengerutkan keningnya sambil menatap sang anak heran, karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jam di mana putranya harus sudah tidur. “Maaf, Tuan. Den Arby sangat memaksa ingin datang ke sini. Tadi Nyonya juga sempat menghubungi, lalu beliau menyuruh den Arby untuk menyusul ke sini saja,” jelas Mala sambil menundukkan kepala, tak berani menatap Isandro. Pria itu menghela napas pendek, beralih menatap sang anak yang menatapnya dengan tatapan polos. Tangan mungilnya masih menggenggam tangan Mala. “Arby mau tidur di sini, Pa. Kan besok libur sekolah. Jadi boleh, kan?” suara bocah itu terdengar memohon, matanya berbinar penuh harap. Namun seketika bibirnya mecebik, nada suaranya berubah penuh ancaman polos khas anak kecil. “Kalau nggak boleh, Arby pulang aja … dan nggak mau ketemu Papa lagi!” Isandro terdiam sesaat, rahangnya mengeras mendengar ucapan itu. Sekilas ia melirik Yessa yang tampak membeku di tempatnya, lalu kembali m
Terakhir Diperbarui : 2025-09-02 Baca selengkapnya